Popis: |
Green architecture approach comes as a solution of solving the energy and environmental crises. Boyolali regency office became the research object by focusing on the value of embodied energy to determine and evaluate the energy consumed from the manufacturing of the material until the construction phase. This study uses a simulation method with modeling strategy at the masterplan area and the existing area to measure the embodied energy of the buildings. The results showed that the larger of the ground floor area, the greater of the embodied energy value of the building. In addition, a building which has more floors will save the value of the embodied energy compared to a one floor building with the same floor area. The existing condition showed the saving of the embodied energy value by 22.64% towards the masterplan because of its smaller total ground floor area. The impact of the floor area and floor number is used in determining the design recommendations by combining several buildings into one building to reduce the total floor area as well as to convert most buildings into two-story buildings. The simulation results from the proposed recommendation showed the efficiency of the embodied energy value, which is more optimal, by 21,76% towards the existing condition. Keywords : green architecture, embodied energy, office area, energy efficiency Abstrak: Pendekatan arsitektur hijau hadir sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan. Kantor pemerintahan Boyolali dijadikan sebagai objek penelitian dengan berfokus pada nilai embodied energy untuk menentukan dan mengevaluasi energi yang digunakan dari proses pengolahan material bangunan hingga fase konstruksi bangunan. Penelitian menggunakan metode simulasi dengan strategi pemodelan pada masterplan kawasan serta kondisi eksisting kawasan untuk mengukur nilai embodied energy bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar luas permukaan lantai bangunan, semakin besar nilai embodied energy pada bangunan tersebut. Selain itu, jumlah lantai yang lebih banyak akan menghemat nilai embodied energy jika dibandingkan dengan bangunan satu lantai dengan luas lantai dasar yang sama. Kondisi eksisting menunjukkan penghematan nilai embodied energy sebesar 22,64% terhadap masterplan karena memiliki luas total lantai dasar lebih kecil. Dampak dari luas lantai dasar dan jumlah lantai digunakan dalam menentukan rekomendasi desain dengan menggabungkan beberapa bangunan menjadi satu untuk mengurangi luasan total lantai dasar sekaligus menjadikan bangunan-bangunan yang ada menjadi gedung berlantai dua. Hasil simulasi dari rekomendasi yang diusulkan menunjukkan efisiensi nilai embodied energy yang lebih optimal sebesar 21,76% terhadap kondisi eksisting. Kata kunci: arsitektur hijau, embodied energy, kawasan perkantoran, efisiensi energi |