Popis: |
Latar Belakang: Intensive Care Unit (ICU) merupakan tempat berkembangnya bakteri yang resisten/multiresisten antibiotik. Hal tersebut tejadi karena pasien ICU merupakan pasien yang berada pada kondisi imunokompremais dan penggunaan antibiotik lebih dari satu jenis dalam waktu lama sehingga memudahkan terjadinya transmisi infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotik spektrum luas pada ICU RSIJ Cempaka Putih periode 1 januari-31 Desember 2016.Metode: Penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitik, dengan metode cross-sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan, dari 100 pasien, pemakaian antibiotik tertinggi yaitu meropenem (28,4%), seftriakson (19,1%), diikuti dengan antibiotik lain. Pola variasi peresepan antibiotik dalam penelitian ini menggunakan 1 jenis sampai 2 jenis antibiotik. Pada hasil sensitivitas uji kultur didapatkan pola resistensi bakteri tertinggi ditemukan yaitu Staphylococcus sp (96%), diikuti Acinetobacter baumanii (91%), Klebsiella sp (81%), dan bakteri lain dengan pola resistensi antibiotik terhadap beberapa antibiotik yaitu terhadap beberapa antibiotik diantaranya seftriakson, meropenem, seftriakson, doripenem, gentamisin, imipenem, eritromisin, seftazidim, dan sefotaksim.Kesimpulan: Penggunaan antibiotik pada pasien ICU RSIJ. Cempaka Putih periode 1 Januari-31 Januari 2016 yang paling banyak adalah meropenem dan seftriakson. Pola resistensi bakteri tertinggi pada pasien ICU RSIJ. Cempaka Putih ditemukan pada Staphylococcus sp (96%) sedangkan untuk antibiotik yang memiliki resistensi tertinggi pada bakteri yaitu eritromisin (95%). |