Meruntuhkan Narasi Radikalisme (Studi Tentang Ayat-Ayat Moderasi Beragama dalam Alquran)

Autor: M. Syarif, Hajar Nurma Wachidah, Saifuddin Saifuddin
Rok vydání: 2022
Zdroj: Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars. 6:945-955
ISSN: 2716-3199
DOI: 10.36835/ancoms.v6i1.374
Popis: Islam menawarkan jalan hidup damai, saling menghormati antar sesama dan mengakui keragaman dan perbedaan. Jalan hidup dalam kedamaian yang ditawarkan bahkan sangat sesuai dengan nama yang disandangnya yakni Islam yang bermakna “selamat” dan “damai”. Ke-Islaman seseorang yang telah diikrarkan dalam jiwa dan pemikirannya sepatutnya mengantarkannya menjadi duta perdamaian dimanapun dalam kondisi apapun. Dalam kenyataannya, ajaran damai dalam Islam acapkali disalahartikan oleh sebagian pemeluknya. Terdapat kelompok dalam Islam yang mengimplementasikan ajaran Islam dengan perangai yang sangat kaku dan kasar, memonopoli kebenaran agama dari perspektif kelompoknya saja. Pada titik tertentu, cara beragama yang mengedepankan kepongahan dan arogansi seperti ini, akan menjebak seseorang dalam perilaku ekstrimisme. Ekstrimisme sendiri terdiri dari tiga unsur; ekstrimisme ideologi, ekstrimisme takfiri dan ekstrimisme jihadis. Ketiganya merupakan benalu bagi kelangsungan peradaban umat manusia. Maka dari itu, konsep “damai” dalam beragama harus terus menerus diberikan penggung yang luas. Agar konsep ini mendapatkan legitimasi yang kokoh, maka harus digagas sebuah konstruksi pemikiran yang bersumber dari kitab suci Alquran. Dalam tulisan ini, penulis menyajikan ayat-ayat Alquran yang berperspektif perdamaian dan moderasi beragama serta multikulturalisme sebagai landasan untuk membangun kontra-narasi terhadap merebaknya fenomena keberagamaan yang anti keragaman dan berujung pada sikap ekstrimisme. Sudah menjadi keharusan bagi umat manusia sebagai “pengguna” kitab untuk membumikan kalam tersebut agar tujuan diciptakannya manusia sebagai khalifah fil ardl. Khalifah yang dikehendaki Tuhan tentu bukanlah sekelompok manusia beringas yang gemar menebar ancaman dan ketakutan kepada sesama manusia. Tetapi khalifah yang membangun peradaban umat manusia yang mengedepankan kesantunan dan harmoni.
Databáze: OpenAIRE