Analisis Faktor Kejadian Depresi Pada Klien Pasca Stroke Suku Banjar Banjarmasin

Autor: Rifaatul Mahmudah, Mohammad Basit
Rok vydání: 2019
Zdroj: DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN. 10:730-744
ISSN: 2549-4058
2086-3454
DOI: 10.33859/dksm.v10i2.508
Popis: Background : Phenomenon of post-stroke depression are often not detected by non-psychiatrist doctor, whereas earlier handlers, right, and integrated will be more effective so that it can help improve the healing process. There are some psychosocial stressors which is likely to cause of stroke patients in Kalimantan Selatan, because the Banjarese has a bad habits and lifestlye like always ate salty food, fatty, etc that are not balanced with enough vegetables and exercise. Objective: To analyzed the factor of post-stroke depression on Banjarese Clients in Banjarmasin Method: This study used observational method with case control design. The population are Banjarese Clients post-stroke in Banjarmasin, sampling techniques in this research was purposive sampling method with 66 people. Data were analyzed with Spearman-Rank test with α = 0.05. Results: There are no correlation between age, gender, education level, marital status, job, family income, stroke severity, long suffered stroke, types of stroke, and personality with post-stroke depression on Banjarese Clients in Banjarmasin. There are correlation between geographical distance with post-stroke depression with value p = 0,015 and there was correlated significantly relationship by social support with post-stroke depression by the value p = 0,000 Conclusion: There was two factors related with post stroke depression on Bajarese Clients in Poliklinik Syaraf Ulin Hospital Banjarmasin, namely geographical distance and there is significantly relationship by social support. Keywords: Banjarese, Depression Factors, Stroke Latar Belakang : Masalah gejala depresi pasca stroke sering tidak terdeteksi oleh dokter non-spikiater, padahal penangan yang lebih awal, tepat, dan terpadu akan lebih efektif dengan demikian dapat membantu meningkatkan proses penyembuhan. Aktivitas sehari-hari penderita stroke dibantu oleh keluarga atau perawat, ingin menyampaikan maksud dan tujuan juga tidak mampu, hanya bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat untuk menyampaikan apa yang diinginkan. Hal tersebut membuat klien stroke mengalami depresi, apalagi jika klien memiliki keluarga yang support sistemnya kurang. Ada beberapa stresor psiko-sosial yang kemungkinan menyebabkan depresi pada penderita penyakit stroke yaitu jenis kelamin, umur, ras, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan geografi. Di Kalimantan Selatan tercatat sebagai daerah dengan penderita hipertensi dan stroke tertinggi Nasional, disebabkan suku banjar mempunyai kebiasaan pola makan dan pola hidup menyukai makanan manis, berlemak, serta asin yang tidak diimbangi dengan sayur mayur serta olahraga yang cukup Tujuan : Untuk menganalisis faktor kejadian depresi pada klien pasca stroke suku Banjar Banjarmasin Metode: Menggunakan observasional analitik, dengan rancangan atau desain studi kasus kontrol (case control study ). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh suku Banjar yang mengalami stroke, dengan teknik sample purposive sampling dengan 66 orang. Data dianalisis dengan Spearman-Rank test with α = 0.05 Hasil: Ada hubungan antara jarak geografis dengan kejadian depresi pada klien pasca stroke dengan nilai p = 0,015 dan ada hubungan dukungan sosial dengan kejadian depresi pada klien pasca stroke suku Banjar Banjarmasin dengan nilai 0,000 Kesimpulan: ada dua faktor yang berhubungan dengan kejadian depresi pada klien pasca stroke suku Banjar Banjarmasin di Poliklinik Syaraf RSUD Ulin Banjarmasin, yaitu jarak geografis dan dukungan sosial Kata Kunci: Faktor Depresi, Stroke, Suku Banjar
Databáze: OpenAIRE