Representasi Islam dalam Pidato Presiden Prancis Terkait Kebijakan Melawan Separatisme
Autor: | Ayudhia Ratna Wijaya, B.R. Suryo Baskoro |
---|---|
Rok vydání: | 2022 |
Předmět: | |
Zdroj: | Metahumaniora. 12:73 |
ISSN: | 2657-2176 2085-4838 |
Popis: | Penelitian ini berfokus pada representasi Islam dala pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berjudul “discours du president de la République sur le thème de la lute contre les séparatismes”. Pidato tersebut menimbulkan banyak polemik di berbagai negara muslim terkait opini atas pemahaman isi pidato tersebut. Pemberitaan yang ditampilkan oleh berbagai media lokal prancis maupun internasional dunia belum memberikan penggambaran menyeluruh atas analisis pidato tersebut yang berkaitan dengan representasi muslim. Oleh karena itu, melalui analisis wacana kritis van Leeuwen dan pendekatan korpus linguistik berbasis software AntConc, penelitian ini mengungkap representasi islam yang ditampilkan dalam pidato tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dominasi penggunaan leksem sebesar 73% pada pidato tersebut yang menggambarkan maksud pemerintah prancis dalam upaya melindungi negara dari berbagai ancaman radikalisme. Selanjutnya, 27% konkordansi leksem ditemukan representasi islam yang diasosiasikan dengan gerakan separatism, ektrimisme, dan radikalisme. Asosiasi tersebut tidak secara langsung menggeneralisasi islam sebagai agama radikal, melainkan secara khusus mengacu pada salafi dan wahabi sebagai contoh gerakan separatis islam. Kata kunci: Representasi Islam; Emmanuel Macron; Separatisme Abstract This study focuses on the representation of Islam in French President Emmanuel Macron's speech entitled "discours du president de la République sur le thème de la lutte contre les separatismes". The speech caused a lot of polemics in various Muslim countries regarding the opinions on the understanding of speech's contents. The local French media and international media have not provided a comprehensive analysis of the speech related to Muslim representation in the speech. Therefore, through van Leeuwen's critical discourse analysis and AntConc's software-based corpus linguistics approach, this research reveals the representation of Islam that is displayed in the speech. Based on the results of the study, it was found that 73% of dominance lexemes in the speech described the French government's intention in an effort to protect the country from various threats of radicalism. Furthermore, only 27% of lexeme concordance represented Islam which is associated with separatism, extremism, and radicalism movements. The association does not directly generalize Islam as a radical religion, but specifically refers to the Salafi and Wahhabism as examples of Islamic separatist movements.Keywords: Islam Representation; Emmanuel Macron; Separatism |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |