Popis: |
Dalam sejarah Islam, wakaf yang paling terkenal adalah wakaf dari Umar Bin Khattab dan Utsman bin Affan, yang berwujud sebidang kebun kurma dan sebuah sumur. Kebun kurma dan sumur tersebut dapat disebut sebagai wakaf produktif untuk kesejahteraan umat Islam hingga saat ini. Dari bukti sejarah tersebut, hendaknya menyadarkan segenap kaum muslimin bahwa Islam telah memiliki konsep ekonomi keumatan yang unggul, dan telah manifest dalam sebuah peradaban di bidang ekonomi jauh sebelum kebangkitan ekonomi sekuler, yang mana justru umat Islam hari ini berkiblat ke sana. Baitul Wakaf adalah salah satu lembaga pengelola wakaf produktif yang berkantor di Jakarta. Berdasarkan porsentase penerimaan Baitul Wakaf tahun 2021, wakaf langsung menyumbang 82,5 persen dan surplus wakaf produktif hanya menyumbang 17,5 persen yang mengindentifikasi belum optimalnya pengelolaan wakaf produktif di Baitul Wakaf. Penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi prioritas pengelolaan wakaf produktif di Baitul Wakaf. Metode penelitian menggunakan metode analytical network process (ANP) yang merupakan metode pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang saling terkait. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan wakaf produtif di Baitul wakaf dibagi menjadi empat aspek yaitu aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi paling prioritas dalam pengelolaan wakaf produktif dibaitul wakaf adalah meningkatkan profesionalisme nazhir dengan nilai 0,2641, kemudian disusul secara berurutan oleh strategi edukasi dan sosialisasi wakaf dengan nilai 0,25464, digitalisasi layanan wakaf dengan nilai 0,24480 dan disusul strategi kerjasama dan kemitraan dengan lembaga internal dan eksternal dengan nilai paling rendah 0,22492. |