Popis: |
Pemetaan banjir sangat dibutuhkan dalam mengetahui daerah rawan banjir, salah satunya di Kelurahan Sepinggan Balikpapan. Ada tiga parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penggunaan lahan, kelerengan, dan curah hujan. Sistem informasi geografis (SIG) dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui daerah rawan banjir dengan menggunakan analisa SIG, mengetahui besar bobot masing-masing faktor banjir, curah hujan rencana periode ulang 20 tahun, analisis hidrologi serta peta sebaran hujan. Parameter tersebut dianalisis menggunakan ArcGIS overlay intersection dan diberi bobot dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Curah hujan rencana untuk periode ulang 20 tahun menggunakan metode gumbel sebesar 824,41 mm, dan untuk sebaran hujan dengan metode Ishoyet sebesar 490,56 mm. Penggunaan lahan di Kelurahan Sepinggan terdiri dari semak belukar sebesar 48,27% dan Pemukiman atau tempat kegiatan sebesar 37,79%, dimana potensi rawan banjir lebih besar di daerah pemukiman. Analisa kelerengan dengan kemiringan lereng 15-25% paling luas dan 0-8% dengan persentase luas 28,53%, dimana kemiringan lereng 0-8% yang mempunyai potensi rawan banjir. Perhitungan metode AHP didapatkan bobot penggunaan lahan (0,480), curah hujan (0,480), kelerengan (0,120) yang kemudian di analisis ArcGIS dan menghasilkan peta rawan banjir diperoleh luas daerah paling aman 3,89%, aman 27,37%, terancam 27,11%, rawan 41,46%, dan sangat rawan 0,17%. Kata Kunci : Banjir, AHP, Sistem Informasi Geografis, ArcGIS, Analisa SIG Flood mapping is needed in knowing flood-prone areas, one of which is in Sepinggan Village, Balikpapan. There are three parameters used in this study, namely land use, slope, and rainfall. Geographic information system (GIS) in this study can be used to determine flood-prone areas by using GIS analysis, knowing the weight of each flood factor, rainfall plan for a 20-year return period, hydrological analysis and rain distribution maps. These parameters are analyzed using ArcGIS overlay intersection and are weighted with the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The planned rainfall for the 20-year return period uses the gumbel method of 824.41 mm, and for the distribution of rain with the Ishoyet method of 490.56 mm. Land use in the Sepinggan Village consists of shrubs by 48.27% and Settlements or places of activity by 37.79%, where the potential for flood-prone is greater in residential areas. Slope analysis with the largest slope of 15-25% and 0-8% with a percentage of area 28.53%, where the slope of 0-8% which has the potential for flood-prone. Calculation of AHP method obtained weight of land use (0,480), rainfall (0,480), slope (0,120) which was then analyzed by ArcGIS and produced flood prone maps obtained the safest area of 3.89%, safe 27.37%, threatened 27, 11%, 41.46% prone, and very vulnerable 0.17%. Keyword : Flood, AHP, Geographic Information System, ArcGIS, GIS Analysis |