PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN KADER PEDULI KB (KaPeKB) SEBAGAI UPAYA PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU DUSUN BOPALA DESA MENGANTI KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

Autor: Elisa Issusilaningtyas, Engkartini Engkartini, susanti susanti
Rok vydání: 2019
Zdroj: JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA. 1:37-42
ISSN: 2656-9752
DOI: 10.48186/abdimas.v1i1.142
Popis: Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Cilacap masih tinggi dan mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai program untuk menekan AKI dan AKB. Angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008-2012. Dibandingkan dengan target, rasio kematian ibu yang merupakan salah satu indikator Millenium Development Goals (MDG’s) yang harus dicapai tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI saat ini masih belum memenuhi target atau perlu diturunkan lagi (Kemenkes RI,2014a). Beberapa faktor penyebab langsung Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena faktor terlambat dan terlalu. Ini semua terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Faktor risiko kematian ibu adalah terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun) sebanyak. Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun), terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) dan terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun). Hal ini diperkut oleh hasil penelitian bahwa ada pengaruh umur (p=0,002; OR=5,117), jarak kehamilan (p=0,0001; OR= 16,512) (Deal Baby E dan Indawati R, 2014) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah meluncurkan “Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan upaya terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB. Indikator keberhasilan P4K adalah persentase penggunaan metode KB pasca persalinan (Kemenkes RI, 2014b). Tujuan penggunaan KB diantaranya mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesehatan gender dan pemberdayaan perempuan, memberantas kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, membangun kemitraan global dalam pembangunan (Muryanta Andang, 2010). Pertimbangan akseptor dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi salah satunya karena kurangnya pengetahuan tentang kesesuaian alat kontrasepsi dengan tujuan penggunaannya (kebutuhan), persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut, tempat pelayanan dan kontraindikasi dan alat kontrasepsi yang bersangkutan. Pemahaman keluarga tentang kesehatan reproduksi termasuk pemilihan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, akses informasi dan ketersediaan pelayanan kesehatan, serta tingkat pemahaman kesehatan reproduksi (Indrawati, 2011). Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan pengetahuan antara kelompok diberi konseling dengan tidak diberi konseling dengan p
Databáze: OpenAIRE