Popis: |
Persentase jumlah dan luasan ruang-ruang terbuka komunal pada perguruan tinggi di Kota Makassar masih rendah, padahal ruang terbuka komunal di lingkungan kampus sering kali digunakan untuk media komunikasi informal, penunjang kegiatan kurikuler (diskusi, mengerjakan tugas, laporan atau makalah, serta tempat menunggu jeda kuliah). Keterbatasan ruang komunal di kampus tersebut akan berakibat pada terbentuknya ruang-ruang baru secara spontan, atau menggunakan ruang tidak sesuai fungsinya, sehingga menimbulkan konflik antar ruang, karena mahasiswa cenderung keluar dari batas teritori ruang yang sudah disiapkan di dalam kampus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket (daftar pertanyaan). Intensitas penggunaan ruang terbuka komunal paling tinggi ditemukan pada area Taman Infinity Bridge Kampus Unhas, Pelataran Fakultas Teknik Industri Kampus UMI, area Taman Kampus UNM, dan Pelataran Balai Sidang Kampus Unismuh. Pada keempat ruang terbuka komunal tersebut terdapat interaksi sosial yang kontinu dalam durasi 30 menit, dan pengalaman ruang yang menyenangkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya intensitas penggunaan ruang terbuka komunal pada keempat kampus di Kota Makassar, antara lain (1) Fasilitas untuk menunjang kenyamanan fisik berupa bangku taman atau tempat duduk dan gazebo, jogging track, jalur sepeda (2) View berupa danau, unsur soft scape (tanaman), atau mural (3) Kenyamanan sensory berupa ruang terbuka dengan adanya peneduh dan atap bangunan, (4) Aksesibilitas berupa pathway atau selasar yang dekat dengan ruang kuliah atau ruang tujuan berikutnya, (5) Keakraban dengan lingkungan, seperti teras masjid, selasar dan pelataran fakultas sangat dikenal oleh mahasiswa, (6) Estetika lingkungan berupa ikon tertentu yang dapat digunakan untuk berswafoto dan penataan tempat yang menarik. |