Penggunaan kata Allah dan Yahweh dalam Kekristenan: Mengkritisi Teologi Yahweisme
Autor: | Munatar Kause, Eben Munthe, Nicolien Meggy Sumakul |
---|---|
Rok vydání: | 2020 |
Zdroj: | SOTIRIA (Jurnal Theologia dan Pendidikan Agama Kristen). 3:119-131 |
ISSN: | 2685-3493 2685-354X |
DOI: | 10.47166/sot.v3i2.26 |
Popis: | The Bible is a Christian holy book and is believed to be the word of God, even though there is a lot of technical controversy with its terminology. The Bible is written in two major languages, Hebrew and Greek, besides some parts in Aramaic. In the process of becoming an Indonesian-language holy book, there are controversies that invite a lot of disputes, even some of the most correct claims. This includes the use of the word "Allah", which some groups consider inappropriate, because it is not the true identity of the Creator. The use of the word God to show the Creator is considered a fatal act, including the identity of other gods, so the use of YHWH or Yahweh is what the Bible should use. This article is a qualitative review of the literature using descriptive methods. In conclusion, the use of the word God in the Bible is not wrong, because it is a legacy from the apostles in the New Testament. Abstrak Alkitab merupakan kitab suci orang Kristen dan diimani sebagai firman Allah, sekalipun ada banyak kontroversi secara teknis dengan pengistilahannya. Alkitab ditulis dalam dua bahasa besar, Ibrani dan Yunani, selain beberapa bagian dengan bahasa Aram. Dalam prosesnya menjadi kitab suci berbahasa Indonesia ada hal-hal kontroversi yang mengundang banyak perselisihan, bahkan tidak sedikit klaim yang paling benar. Termasuk di dalamnya pengunaan kata “Allah”, yang oleh sebagian kelompok dianggap tidak pantas, karena bukan identitas Sang Pencipta yang sejati. Penggunaan kata Allah untuk menunjukkan Sang Pencipta dianggap tindakan yang fatal, memasukkan identitas allah lain, sehingga penggunaan YHWH atau Yahweh itulah yang seharusnya digunakan Alkitab. Artikel ini merupakan kajian kualitatif literatur yang menggunakan metode deskriptif. Kesimpulannya, penggunaan kata Allah dalam Alkitab bukanlah sesuatu yang salah, karena itu merupakan warisan dari para rasul di Perjanjian Baru. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |