Presenting Local Wisdom: A Multimodal Analysis of Sedekah Gunung Merapi Video as a Tourism Promotion in Boyolali Regency

Autor: Titis Srimuda Pitana, Julianne Indah Rachmawati, Warto Warto
Rok vydání: 2019
Předmět:
Zdroj: Jurnal Komunikasi Indonesia. 7
ISSN: 2615-2894
2301-9816
DOI: 10.7454/jki.v7i3.9866
Popis: Upacara tradisional Sedekah Gunung adalah salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Desa Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali. Upacara ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa terima kasih penduduk desa dan meminta perlindungan Tuhan dari bencana. Upacara ini memiliki potensi karena sering menjadi daya tarik wisata. Liputan media diperlukan untuk menyebarkan konten dan informasi tentang upacara ini. Salah satu contoh liputan media tentang tradisi ini adalah video yang diunggah di situs berbagi video YouTube bernama Sedekah Gunung merapi. Tulisan ini menganalisis beberapa aspek: (1) Apa sarana yang digunakan dalam video Sedekah Gunung Merapi untuk menghadirkan Sedekah Gunung sebagai objek wisata Kabupaten Boyolali? (2) Bagaimana penyajian kearifan lokal Boyolali dalam video Sedekah Gunung Merapi mempromosikan pariwisata Kabupaten Boyolali? (3) Apa makna penyajian kearifan lokal dalam video Sedekah Gunung merapi sebagai promosi pariwisata di Kabupaten Boyolali? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah nalisis multimodal yang dikembangkan oleh Kress dan van Leeuwen. Video yang diteliti mengandung lebih dari dua sistem semiotik yang terdiri dari linguistik, visual, audio, gestural, dan spasial. Penelitian ini menemukan bahwa wacana tentang kearifan lokal dibangun untuk menonjolkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh komunitas Boyolali. Wacana dikemas dan disebarluaskan melalui video untuk mengkomersialkan pariwisata kabupaten Boyolali. The traditional ceremony of Sedekah Gunung is one of the local wisdoms possessed by the community of Lencoh Village, Selo, Boyolali Regency. The ceremony aims to express the villagers’ gratitude and requests the protection of God from disasters. This ceremony has potency as it often becomes a tourist attraction. media coverages are needed to disseminate contents and information about this ceremony. one example of existing media coverages on the tradition is a video uploaded on video-sharing website YouTube named Sedekah Gunung Merapi. This paper analyzes several aspects: (1) What are the means used in the Sedekah Gunung Merapi video to present Sedekah Gunung as a tourist attraction of Boyolali Regency? (2) How does the presentation of Boyolali’s local wisdom in Sedekah Gunung merapi video promotes Boyolali Regency’s tourism? (3) What is the meaning of presenting local wisdom in Sedekah Gunung Merapi video as tourism promotion in Boyolali Regency? The method used in this research is multimodal analysis developed by Kress and van Leeuwen. The studied video contains more than two semiotic systems consisting of linguistic, visual, audio, gestural, and spatial. The research finds that discourses on local wisdom are constructed to accentuate the cultural richness possessed by Boyolali’s community. discourses are packaged and disseminated through the video to commercialize the regency’s tourism.
Databáze: OpenAIRE