Biology and Commercial Utilization of Acrochordid Snakes, with Special Reference to Karung (Acrochordus javanicus)

Autor: Richard Shine, Peter Harlow, J. Scott Keogh, null Boeadi
Rok vydání: 1995
Předmět:
Zdroj: Journal of Herpetology. 29:352
ISSN: 0022-1511
DOI: 10.2307/1564984
Popis: We measured and dissected filesnakes (Acrochordus javanicus) collected for the commercial skin trade in southern Sumatra, to provide information on morphology and reproductive biology. In combination with published and original data on the other two living acrochordid species, this information enables us to compare these three taxa and to examine whether or not the existing commercial harvest of A. javanicus is likely to be sustainable in the long term. Acrochordus javanicus is superficially similar to the Australian A. arafurae, but is more heavy-bodied (almost twice the mass at the same SVL), with a larger head and a longer tail. All three acrochordid species show significant sexual dimorphism in bodily proportions (mass/SVL, head length/SVL, tail length/SVL), but sexual size dimorphism is less pronounced in A. granulatus than in the two larger species. Reproduction is seasonal in all three acrochordids, with ovulation around July and parturition five or six months later. Larger female A. javanicus produce larger litters, and about two-thirds of the adult females in our sample were reproductive in the year they were collected. Litter masses relative to maternal body mass (=RCMs) are higher in A. arafurae and A. javanicus than in A. granulatus. The similarity in RCM in A. arafurae and A. javanicus, despite a twofold difference in mean maternal mass, results primarily from the much larger litter size of A. javanicus (29.3, versus 16.9 in A. arafurae). Our data on the biology of A. javanicus, and on the ways in which this species is collected for the commercial skin industry, suggest that the current harvest is unlikely to seriously reduce wild populations. The relatively aseasonal precipitation regime in this area, the extensive (and largely inac- cessible) habitat, the lack of specific and efficient techniques to capture snakes, the high reproductive output of the snakes and the low economic value of their skins, are some of the factors contributing to this continued sustainability. In contrast, the biology of Australian A. arafurae suggests that this species is poorly suited to commercial harvesting. ABSTRACT (Bahasa Indonesia). - Kami telah mengukur dan membedah ular-ular karung Acrochordus javanicus yang kami kumpulkan dari kulit-kulit yang diperdagangkan di Sumatera selatan guna men- dapatkan informasi tentang morfologi dan kehidupan perkembangbiakannya. Dengan mengacu pada data yang telah ditulis dan diterbitkan serta menggabungkannya dengan data primer mengenai dua rumpun acrochordid lainnya yang masih hidup, informasi ini telah memungkinkan kami untuk mengadakan perbandingan pada bangkai (taksa) ke tiga rumpun ular tersebut, serta menyelidiki apakah A. javanicus ini dapat dituai secara komersial untuk jangka waktu yang panjang. Dari luarnya A. javanicus ini mirip dengan A. arafurae Australia, tapi lebih berat (isi tubuhnya hampir dua kali lipat dengan SVL yang sama), dengan kepala lebih besar dan ekor lebih panjang. Ke tiga rumpun acrochordid memperlihatkan dimorf- isme (dua bentuk dengan struktur yang berbeda) kelamin dengan proporsi tubuh (isi/SVL, panjang kepala/ SVL, panjang ekor/SVL), namun pada A. granulatus dimorfismenya tidak sejelas ke dua rumpun lainnya. Reproduksi pada ke tiga acrochordid ini musiman sifatnya, dengan ovulasi sekitar bulan Juli dan penetasan lima atau enam bulan kemudian. Betina A. javanicus yang besar, melahirkan ular-ular yang berukuran lebih besar, dan sekitar dua pertiga betina dewasa dari sampei kami reproduktif dalam setahun masa penangkapannya. Besar keturunan ular yang relatif dengan isi tubuh induknya (=RCM) lebih tinggi jumlahnya pada rumpun A. arafurae dan A. javanicus daripada rumpun A. granulatus. Persamaan RCM pada rumpun A. arafurae dan A. javanicus terutama akibat anak-anak A. javanicus yang lebih besar (29.3 berbanding 16.9 pada A. arafurae), meskipun besar A. arafurae dua kali lipat dari A. javanicus. Data kami mengenai biologi A. javanicus dan cara-cara rumpun ular tersebut dikumpulkan dari industri kulit ko- mersial, menunjukkan besar kemungkinan bahwa tuaian saat ini tidak akan mengurangi populasi ular liar. Jutuh hujan yang kurang menentu, habitat yang amat luas (dan kebanyakan tidak depat dicapai)
Databáze: OpenAIRE