PENGARUH PEMANASAN AWAL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN SPOT FRICTION STIR WELDING DALAM PEMASANGAN RIVET ALUMUNIUM 2024
Autor: | Dicky Prasetyo Koesgi, null Sehono, Dhimas Wicaksono |
---|---|
Rok vydání: | 2021 |
Zdroj: | Teknika STTKD: Jurnal Teknik, Elektronik, Engine. 7:140-153 |
ISSN: | 2622-3244 2460-1608 |
Popis: | Teknik pengelasan pada aluminium sangat perlu dikembangkan dikarenakan penggunaannya dalam bidang manufaktur sangatlah dibutuhkan khususnya aluminium 2024 yang digunakan pada penelitian ini. Logam jenis aluminium ini memiliki peranan penting pada industri manufaktur pesawat dan otomotif hal tersebut dapat perhatikan dari hampir seluruh rangka dan skin menggunakan aluminium. Selain itu metode penggabungan dua bahan material saat ini juga banyak yang sama namun banyak yang belum sesuai dengan karakteristik material yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan nilai kekuatan tarik pada paduan aluminium dengan pengelasan FSW tanpa pemanas dan pengelasan FSW dengan tambahan pemanas (transient thermal). Metode Penelitian dilakukan dengan pengelasan paduan aluminium plat 2024-T3 menggunakan teknik FSW tanpa pemanas dan teknik FSW dengan perlakuan transient thermal. Metode pengumpulan data yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah dengan metode eksperimen, pada penelitian ini menggunakan alumunium seri Aluminum 2024-T3: skin dan doubler. Sebelum proses pengeboran terjadi untuk penggabungan aluminium pemanasan awal dilakukan pada plat menggunakan heater dengan variasi temperatur 100℃, 150℃, dan 200℃. Kemudian saat proses pengeboran dilakukan, kecepatan putar yang di gunakan adalah 1350 rpm, kecepatan tersebut di ambil berdasarkan peneliti sebelumnya dikarenakan penggabungan material dengan nilai tersebut merupakan yang terbaik. Proses riveting dilakukan setelah pengeboran (welding) menggunakan paku keling. Peningkatan temperatur pada spesimen menyebabkan sifat mekanik yang cenderung meningkat pada tiap-tiap temperatur 100℃, 150℃, dan 200℃ yang di uji coba pada kekuatan geser pada spesimen. Hasil pengujian kekuatan geser yang terbaik pada temperatur 150℃ dengan nilai sebesar 16,87 MPa. Uji kekerasan terbaik pada temperatur 200℃ dengan nilai 287,52 kg/mm. Hal ini disebabkan karena munculnya pada struktur mikro dan hilangnya efek tempa dari panas yang dihasilkan dalam proses friction stir welding. Pengujian kekerasan menunjukkan bahwa nilai kekerasan dari tiap spesimen hasil dengan metode friction stir welding semakin menurun.. Namun penurunan nilai kekerasan yang terjadi tidaklah sangat signifikan. Penurunan nilai kekerasan ini dikarenakan sifat material aluminium 2024 yang telah mengalami strain hardened temper di mana adanya panas yang cukup tinggi akan membuat rekristalisasi pada material spesimen. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |