Popis: |
Semakin meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa wanita juga berperan aktif dalam pembangunan. Tetapi jumlah mereka yang banyak tersebut dominan bekerja di sektor informal. Salah satu sektor yang banyak dimasuki oleh pekerja wanita adalah bekerja sebagai pramuniaga. Pramuniaga sebagai orang yang melayani pembeli di toko merupakan perpanjangan tangan dari sektor domestik. Sektor domestik jika dilihat dari sudut pandang gender adalah merupakan sektor yang cendrung digeluti oleh manudia jenis kelamin perempuan. Seperti di Matahari Dept. Store (MDS) 67% adalah pramuniaga wanita. Dari hal yang demikianlah penelitian ini mencoba mendeskripsikan keberadaan pekerja wsnita di toko sebagai pramuniaga dalam hal segala bentuk aktifitas dan kegiatan pramuniaga di tempat mereka bekerja dan mereka tergantung pemenuhan kebutuhan hidupnya pada tempat mereka bekerja itu. Penelitian yang memakai teori struktural fungsionalisme ini difokuskan pada pramuniaga MDS Pasar Raya Padang. Merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus bertipekan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang dipakai untuk data primeradalah observasi dan wawancara mendalam tak berstruktur dengan jumlah informan adalah 6 orang. Di samping itu juga diminta informasi pada informan yang terkait dengan pramuniaga (sebagai cross cek) yakni pihak pimpinan MDS dan orang yangterkait langsung dengan pramuniaga seperti orang tua, saudara, dan dokter jaga; mereka berjumlah 5 orang. Teknik pemilihan adalah secara purposive sampling dengan juga memakai azas kejenuhan. Untuk data sekunder diperoleh dari bagian administrasi dan personalia pihak MDS. Data-data yang diperoleh dari wawancara tak berstruktur dicatat saat wawancara berlangsungdan disempurnakan kemudian dengan mengklasifikasikan data atas beberapa aspek yang dijadikan sebagai indicator peran gender dan keberadaan pekerja seperti; peran atau job description, fungsi dan weqenangt pramuniaga, motivasi kerja, situasi dan kondisi kerja, fasilitas dan perlindungan kesehatan kerja, serta pandangan dan harapan ke depan mengenai pekerjaan.Dari hasil analisa diketahui adanya perbedaan job description pramuniaga wanita-pria, begitupula dengan fungsi , dominan dikerjakan wanita, sedangkan wewenang sama sekali mereka tidak memilikinya. Berlandaskan hal ini dilihat keberadaan pekerja melalui motivasi bekerja, yang ternyata terlihat adanya motivasi yang berbeda antara pramuniaga wanita dan pramuniaga pria. Begitu pula situasi dan kondisi kerja, ditemui perbedaan pola aktifitas dan rutinitas yang berbeda. Fasilitas dan perlindungan kesehatan kerja cenderung mendapatkan persamaan perlakuan sedangkan mengenai harapan ke depan terdapat perbedaan pramuniaga pria dan wanita. Namun sejumlah perbedaan yang memberi kesan pramuniaga wanita memiliki bargaining position yang lemah dibanding pramuniaga pria tidak mempengaruhi keberadaan mereka bekerja sebagai pramuniaga. Mereka mendominsi jumlahnya dan cenderung lebih bersedia bertahan untuk tetap bekerja. Berbeda dengan pramuniaga pria yang secara kuantitatif lebih banyak berpindah kerja bukan lagi sebagai pramuniaga. |