MEMAHAMI PERBEDAAN ANTARA BAHASA ARAB FUSHAH DAN ‘AMMIYAH
Autor: | Amran Ar, Ahmad Munawwir, Takdir Takdir, Nurlatifah Nurlatifah |
---|---|
Rok vydání: | 2021 |
Zdroj: | Jurnal Naskhi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Bahasa Arab. 3:22-29 |
ISSN: | 2716-3369 2527-5747 |
DOI: | 10.47435/naskhi.v3i1.543 |
Popis: | Bahasa Arab Fushah dan ‘Ammiyah merupakan bahasa Arab yang bersumber dari bahasa Smit, penggunaan bahasa Fushah di dapatkan pada kitab suci al-Qur’an, al-Hadis dan buku-buku ilmiah lainnya, sedangkan bahasa ‘Ammiyah bisa didapatkan pada ungkapan yang dipergunakan sehari-hari sebagai alat komunikasi bangsa Arab. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research), penelitian ini berfokus pada pengumpulan data yang berkaitan dengan kepustakaan melalui bacaan dan catatan untuk mengolah bahan penelitian. Pra Islam, masyarakat Arab mengenal stratifikasi kefasihan bahasa. Kabilah yang dianggap paling baik bahasa Arabnya dibanding yang lain adalah Quraisy yang dikenal sebagai surat al-Arab (pusatnya masyarakat Arab). Kefasihan bahasa Quraisy ditunjang oleh tempat tinggal mereka yang secara geografis berjauhan dengan negara-negara bangsa non-Arab dari segala penjuru. Bahasa ‘Ammiyah adalah “bahasa dalam penyimpangan” (lughat fi al-lahn) setelah sebelumnya merupakan fenomena dalam penyimpangan bahasa. Secara perlahan tapi pasti bahasa ‘Ammiyah terus berkembang hingga menjelma sebagai bahasa yang otonom dengan kaidah dan ciri-cirinya sendiri. Bahasa ‘Ammiyah di negeri-negeri (taklukan) Islam awalnya adalah lahn yang sederhana dan masih labil karena masyarakatnya masih memiliki watak bahasa Arab yang genuin. Karena itu, di awal kemunculannya bahasa ‘Ammiyah di kalangan masyarakat masih mempunyai rentangan antara yang lebih dekat dengan bahasa baku (Fushah) sampai pada yang jauh darinya. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |