Popis: |
Maraknya pemberitaan media sosial berjudul “75 Tahun Merdeka Tapi Katong Belum Merdeka” ditampilkan kegiatan warga pedalaman Buru Selatan sebagai pengguna sarana perlintasan menyeberangi sungai Nalbessy. Keselamatan Pengguna sarana dipertaruhkan karena beresiko putus, dan dapat berakibat fatal bila hanyut terbawa derasnya arus sungai. Maraknya pemberitaan media kemudian penulis mengkaji kebutuhan sarana perlintasan bagi warga pedalaman Buru Selatan untuk melintasi sungai Nalbessy. Kajian bertujuan: Menelusuri lokasi dimana kegiatan warga melintasi Sungai Nalbessy, dan mengalisis potensi pengguna sarana perlintasan berdasarkan data kependudukan. Menyajikan history jalan dan jembatan di sekitar Desa Liang dan Neath dalam bentuk stripmap penanganan ruas Namrole – Leksula. Metode penelusuran menggunakan aplikasi Google Earth, tahapan kajian terstruktur dan sistematis sesuai kaidah ilmiah bersumber dari data sekunder. Hasil kajian disimpulkan: Lokasi perlintasan Sungai Nalbessy terletak -3,7628º LS dan 126,5444º BT di Kec. Leksula, Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku. Lokasi dimana oleh Dinas PUPR Provinsi Maluku telah direncanakan pembangunan jembatan Wai Nalbessy III. Ruas Namrole–Leksula melintasi 2 desa permukiman warga pedalaman Buru Selatan (Liang dan Neath). Penanganan jalan hingga tahun 2019, kondisi perkerasan masih belum seragam terdiri atas 3 jenis perkerasan: Hotmix 7.0 Km, Timbunan Pilihan 4.0 Km, dan Jalan Tanah 42.0 Km. Penanganan ruas jalan provinsi telah dibangun 3 jembatan dari rencana 33 jembatan. Perkiraan biaya pembangunan, waktu pelaksanaan jembatan bentang 50 meter Wai Nalbessy III, menurut jenis konstruksi, masing-masing: Rp. 4 M, 4 bulan untuk Jembatan gantung pejalan kaki simetris, Rp. 15 M, 10 bulan untuk Rangka Baja, dan Rp. 20 M, 1 Tahun untuk Jembatan beton/GTI. |