Analisis Efisiensi Teknis Penanganan Intervensi Stunting di Indonesia
Autor: | Scholastica Nadya Almitha, Hastarini Dwi Atmanti |
---|---|
Rok vydání: | 2022 |
Zdroj: | WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi. 3:39-50 |
ISSN: | 2723-2212 2723-2220 2015-2019 |
DOI: | 10.37058/wlfr.v3i1.3646 |
Popis: | The purpose of this study is to analyze the technical efficiency of Stunting interventions in Indonesia, both in terms of technical costs and technical systems, and the relative efficiency between provinces. The data used in this study are 33 provinces data during the period 2015-2019. The research method used Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) with DEAP. Government Integrated Special Allocation Fund (Intervention) as input variable. Health facilities and services, which are indicators of nutrition intervention, become intermediate output variables, and the percentage of normal nutritional status (Height/Age) for children under five as output variables. The results show that there are only two provinces (6.06%) that have achieved 100% technical efficiency in terms of costs. Meanwhile, technically in the system, only six provinces (18.18%) have achieved efficient conditions. Regions that were always relatively efficient compared to other provinces during the research year were only D.I.Y and Bali.This means that it is necessary to improve health facilities and services to reduce Stunting rates in children under five and maximize the budget. This study recommends not reducing the integrated funds, but optimizing output by increasing health facilities and services to the public.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efisiensi teknis intervensi stunting di Indonesia, baik dari segi biaya teknis maupun sistem teknis, dan efisiensi relatif antar provinsi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 33 provinsi selama periode 2015-2019. Metode penelitian menggunakan Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) dengan DEAP. Dana Alokasi Khusus Terintegrasi (Intervensi) pemerintah provinsi sebagai variabel input. Fasilitas dan layanan kesehatan yang merupakan indikator intervensi gizi menjadi variabel output intermediate, serta persentase status gizi (TB/U) normal pada balita sebagai variabel output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat dua provinsi (6,06%) yang telah mencapai efisiensi 100% untuk teknis pada biaya. Sementara secara teknis pada sistem hanya enam provinsi (18,18%) yang telah mencapai kondisi efisien. Provinsi yang selalu relatif efisien terhadap provinsi lainnya selama tahun penelitian hanya D.I.Y dan Bali. Artinya, perlu dilakukan peningkatan fasilitas dan layanan kesehatan untuk menurunkan angka stunting pada balita dan memaksimalkan anggaran. Penelitian ini merekomendasikan untuk tidak mengurangi dana terintegrasi, namun pada optimalisasi output dengan peningkatan fasilitas dan layanan kesehatan kepada masyarakat. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |