ANALISA KUALITAS KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI KEILMUAN (STUDI KASUS KONSELOR SMK NEGERI 2 PAMEKASAN)
Autor: | Fatimatus Zahroh |
---|---|
Rok vydání: | 2021 |
Zdroj: | Bayan lin-Naas : Jurnal Dakwah Islam. 5:149 |
ISSN: | 2580-3972 2580-3409 |
Popis: | Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas generasi muda dibutuhkan peran bimbingan dan konseling. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling yakni pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Akan tetapi, masih banyak yang beranggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran. Bahkan anggapan yang paling mendominasi bahwa konselor yang melaksanakan layanan-layanan tersebut dianggap sebagai polisi sekolah yang menerima tugas untuk mengusut perkelahian dan diberi wewenang bagi siswa yang bersalah. Dengan adanya anggapan-anggapan tersebut menginspirasikan untuk meneliti tentang kepribadian dan kompetensi keilmuan konselor yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepribadian dan kompetensi keilmuan konselor SMK Negeri 2 Pamekasan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif lapangan dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini memakai teknik yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu observasi partisipasi pasif, wawancara tidak terstruktur dan dukumentasi. Dari metode penelitian ini, kemudian peneliti olah dan analisis untuk memperoleh data dan informasi. Untuk keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi dengan membandingkan data hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Layanan bimbingan dan konseling akan efektif, jika didukung dengan kepribadian dan kompetensi keilmuan yang baik, yang mana kepribadian yang ditampilkan konselor SMK Negeri 2 Pamekasan meliputi: kepribadian khusus yaitu: bertanggung jawab dan menghargai harkat martabat manusia dan hak asasinya serta bersikap demokratis, sedangkan kompetensi keilmuan yang konselor miliki meliputi: aktif melakukan kolaborasi profesi, memantapkan prioritas profesi, membangun interaksi dan pelatihan profesi tapi pelatihan-pelatihan ini tidak semua konselor aktif melakukannya, walaupun begitu, konselor yang tidak mengikuti pelatihan, bisa menyelaraskan dengan konselor lainnya, sehingga dalam membantu individu konselor dikategorikan sebagai seseorang yang mampu menjadikan pribadi individu menjadi lebih baik. Untuk peneliti selanjutnya, butuh ketekunan untuk mendapatkan informasi yang valid dalam sebuah penelitian. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |