Pengawetan Perendaman Dingin Dan Panas Dingin Kayu Trembesi (Albizia Saman) Menggunakan Pengawet Boraks
Autor: | Safat Amin, Zainul Arifin, Agung Priyo Hutomo |
---|---|
Rok vydání: | 2021 |
Předmět: | |
Zdroj: | Buletin Poltanesa. 22 |
ISSN: | 2614-8374 1412-0097 |
DOI: | 10.51967/tanesa.v22i1.470 |
Popis: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai retensi dan keefektifan bahan pengawet Boraks (Na2B4O7.10H2O) terhadap serangan rayap tanah (Subteranean termites) pada kayu Trembesi (Albizia saman) dengan metode pengawetan dan konsentrasi bahan pengawet yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi dan Pengawetan Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman Samarinda. Seluruh data diolah menggunakan pola percobaan 3 x 2 dalam rancangan faktorial acak lengkap dengan 10 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah kadar air, Kerapatan kering udara, kerapatan kering tanur, uji retensi, dan persentase uji kehilangan berat dengan menggunakan metode perendaman dingin, perendaman panas dingin dan konsentrasi 1%, 2%, dan 4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rataan kadar air kering udara Trembesi adalah 11,528% dengan koefisien variasi sebesar 4,445%. Nilai rata-rata kerapatan kering udara dan kerapatan kering tanur masing-masing adalah 0,460 g/cm3 dan 0,427 g/cm3 dengan koefisien variasi masing-masing sebesar 8,500% dan 8,364%. Konsentrasi bahan pengawet Boraks dan metode pengawetan berpengaruh sangat signifikan terhadap retensi bahan pengawet, semakin tinggi konsentrasi pengawet maka semakin tinggi pula nilai retensi nya. Metode perendaman panas dingin akan menghasilkan nilai retensi lebih tinggi dibanding metode perendaman dingin. Interaksi antara faktor konsentrasi dan metode pengawetan berpengaruh sangat signifikan terhadap retensi, dimana rataan nilai retensi tertinggi dan paling memberikan pengaruh terhadap perlakuan interaksi yang lain terdapat pada konsentrasi 4% dengan metode pengawetan panas dingin sebesar 2,662 kg/m3. Konsentrasi dan interaksi menunjukan adanya pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai kehilangan berat, sedangkan metode pengawetan menunjukan pengaruh yang sangat signifikan dengan nilai kehilangan berat terendah yang paling berpengaruh adalah perendaman panas dingin sebesar 1,484%. Namun perlakuan pengawetan secara umum telah mampu menurunkan kehilangan berat kayu. Persentase kehilangan berat contoh uji yang dihasilkan dalam penelitian diperoleh nilai dengan kisaran 1,339-3,678% untuk contoh uji yang mendapatkan perlakuan pengawetan, sedangkan contoh uji kontrol sebesar 9,573%. Nilai tersebut apabila dibandingkan dengan SNI 01-7207-2006 tentang uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu termasuk dalam kelas I (sangat tahan) sampai dengan kelas II (tahan), sedangkan untuk kontrol termasuk dalam kelas III (sedang). Sehingga dapat dikatakan bahwa kehilangan berat contoh uji yang telah diberi perlakuan cukup efektif untuk pencegahan dari serangan rayap tanah. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |