SOKOGURU MARADEKA (DEMOKRASI): LA TADDAMPARE PUANG RI MAGGALATUNG

Autor: Andi Dewi Riang Tati, Bahri Bahri
Rok vydání: 2018
Zdroj: Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya. 9:323-333
ISSN: 2502-2229
1907-3038
DOI: 10.36869/wjsb.v9i2.50
Popis: Tiap periodisasi pemerintahan di setiap kerajaan memiliki dinamika yang berbeda dan sangat ditentukan oleh raja yang memerintah. Kerajaan Wajo sebelum Pemerintahan Arung Matowa IV, Lataddampare Puang ri Maggalatung, mengalami keterpurukan karena Raja La Pateddungi tidak mampu menjadi pemimpin yang baik bagi rakyatnya. Puang ri Maggalatung pun naik tahta, setelah perjanjian dengan rakyatnya terikrar. Amanah rakyat Wajo kepada Puang ri Maggalatung dijalankan dengan baik. Memimpin secara demokratis, jujur, dan adil menjadi ciri dalam pemerintahannya. Keberhasilan dalam memimpin Kerajaan Wajo dibuktikan dengan wilayah kekuasaan bertambah luas, kehidupan ekonomi stabil, dan struktur pemerintahan berjalan baik sesuai fungsinya, bahkan organisasi perangkat kerajaan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah, bersifat deskriptif analitik dengan tujuan menemukan dan mendeskripsikan secara analisis serta menginterpretasikan ajaran-ajaran La Taddampare Puang ri Maggalatung. Penelitian sejarah dilakukan melalui empat tahapan, yaitu; heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pada tahap heuristik, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan sejumlah sumber dan informasi sebanyak mungkin untuk dijadikan data, baik kepustakaan maupun dokumentasi. Kritik sumber telah diperoleh pada kegiatan heuristik, kemudian diseleksi baik bentuk maupun isinya. Setelah ditemukan fakta-fakta yang relevan, tahap selanjutnya adalah menginterpetasikan fakta-fakta yang beragam atau berdiri sendiri untuk dijadikan suatu kisah sejarah yang utuh. Interpretasi merupakan penyebab timbulnya subjektivitas penulis. Historiografi adalah tahapan terakhir dari seluruh rangkaian metodologi penulisan sejarah.
Databáze: OpenAIRE