Popis: |
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh kami pada Desa Kealigejo Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada, dapat disimpulkan bahwa alat musik Ga’a Li pertama kali dibuat oleh Bapak Klemens Wewe. Pembuatan alat musik Ga’a Li ini terinspirasi dari bunyi Ga’a yang biasa digunakan oleh orang tua dahulu untuk memanggil dan memberi makan babi. Terinspirasi dengan bunyi Ga’a itulah Bapak Klemens Wewe merancang Ga’a menjadi alat musik mirip kolintang. Alat musik ini mulai dibuat pada tahun 2010 dan diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 2012. Alat musik Ga’a Li memiliki enam bentuk fisik yang sama namun memiliki ukuran dan karakter bunyi yang berbeda ketika dimainkan. Semua nada yang dihasilkan dalam ke enam Ga’a Li dalam tonalitas do=F Yang membedakan antara Ga’a Li yang satu dengan yang lainnya adalah nada-nada pada bilah bambu setiap Ga’a Li. Perbedaan nada itu disebabkan karena perbedaan ukuran bilah bambu. Dalam memainkan alat musik Ga’a Li ini dilengkapi dengan bebrapa alat musik lain diantaranya adalah Tobho, Foi Doa, Laba (Gendang) dan Markas. Musik memiliki manfaat dalam perkembangan belajar siswa sekolah dasar. Diantaranya terhadap hasil belajar, emosional, intelejensi, daya ingat dan konsentrasi. Peserta didik yang dari kecil terbiasa mendengarkan musik terbukti kecerdasan emosionalnya akan lebih berkembang. Anak dan musik memiliki keterkaitan yang kuat, makna musik bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan anak dan perkembangan belajar anak. Anak usia tiga sampai 6 tahun mengembangkan kecerdasan emosinya dengan mendengarkan lagu, karena masa itu merupakan masa yang paling baik pada perkembangan pendengarannya. Oleh sebab itu penulis kami mengkaji manfaat musik pada perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar. |