Popis: |
Bahasa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk sarana berkomunikasi atau melaukan kejadian tutur. Namun terkadang peserta tutur malah mendistorsi terjadinya tuturan dengan maksud tertentu, seperti menyimpang dari prinsip kesantunan. Film “Tilik” menarik untuk dikaji karena dalam tuturan para tokohnya banyak ditemukan bentuk tuturan yang memperhatikan maksim kesopanan dan menyimpang dari maksim kesopanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan maksim kesopanan yang terjadi dalam film pendek “Tilik” karya Wahyu Agung Prasetyo. Dalam perjalanan studi ini, akan dijabarkan dengan menggunakan pendekatan Pragmatik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian terdiri dari kata, frasa, dan kalimat dalam percakapan para tokoh dalam film “Tilik” yang sesuai dengan topik penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode transkrip, dan menggunakan teknik menyimak dan mencatat. Hasil penelitian ini yaitu bentuk-bentuk penyimpangan maksim kesopanan, diantaranya (1) penyimpangan maksimum kebijaksanaan, (2) penyimpangan maksim kedermawanan, (3) penyimpangan maksim pujian, (4) penyimpangan maksim kerendahan hati, (5) penyimpangan kepatutan maksimum, dan (6) penyimpangan maksim simpati. Dari hasil dan pembahasan tersebut, penyimpangan tuturan paling banyak di temukan pada penyimpangan prinsip kesopanan bab maksim pujian.; Kata Penting : Maksim Kesopanan, Tilik, Pragmatik. |