Korelasi antara Ankle-Brachial Index, Pulse Oximetry, dan Ankle Peak Systolic Velocity Penderita Diabetes Melitus tanpa Obesitas Abdominal

Autor: Lina Choridah, Sudarmanta Sudarmanta, Andreas Andreas
Rok vydání: 2019
Zdroj: Jurnal Radiologi Indonesia. 1:223-229
ISSN: 2656-5803
2443-1745
DOI: 10.33748/jradidn.v1i4.30
Popis: Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Komplikasi DM tersering adalah komplikasi vaskuler, salah satunya adalah peripheral arterial disease (PAD) yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas penderita DM. Parameter screening awal dan penegakan diagnosis PAD saat ini sebagian besar masih meggunakan Ankle-Brachial Index (ABI) dan pulse oximetry. ABI dan pulse oximetry masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Penderita DM terutama bila disertai obesitas abdominal seringkali mengalami arterial stiffness sehingga nilai ABI justru meningkat, dalam hal ini pulse oximetry memiliki sensitivitas lebih tinggi. Ankle Peak Systolic Velocity (APSV) yang merupakan rerata Peak Systolic Velocity (PSV) arteri tibialis anterior dan posterior daerah sendi ankle adalah parameter baru untuk menilai iskemia ekstremitas bawah dan tidak dipengaruhi oleh arterial stiffness. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis korelasi antara ankle-brachial index, pulse oximetry dan ankle peak systolic velocity pada penderita DM tanpa obesitas abdominal. Bahan dan metode. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancang penelitian cross sectional pada subyek dengan DM tanpa obesitas abdominal yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil. Subyek penelitian terdiri dari 38 ekstremitas dari 19 orang, 11 (57,9 %) laki-laki dan 8 (42,1 %) perempuan dengan rentang usia 47 - 68 tahun. Uji Spearman menunjukkan korelasi positif sedang secara signifikan antara ABI dengan APSV (r = 0,549, p < 0,001). Korelasi antara ABI dan pulse oximetry serta APSV dan pulse oximetry menunjukkan korelasi negatif lemah secara signifikan (r = -0,347, p < 0,05 dan r = -0,369, p < 0,05). Hanya APSV yang memiliki korelasi positif kuat secara signifikan dengan klinis PAD (r = 0,743, p < 0,001). Simpulan. Tidak terdapat korelasi yang kuat antara ABI, pulse oximetry dan APSV pada penderita DM tanpa obesitas abdominal. APSV dapat menggantikan ABI sebagai pemeriksaan non-invasif penderita DM untuk screening maupun follow-up PAD. Background. Diabetes mellitus (DM) is a worldwide health problem. DM is the most common complication of vascular complications, one of which is peripheral arterial disease (PAD), which can increase morbidity and mortality in diabetic patient. Early screening parameter and diagnosis of PAD that currently still largely receipts is Ankle-Brachial Index (ABI) and pulse oximetry. ABI and pulse oximetry each has advantages and disadvantages. Patients with diabetes, especially if accompanied by abdominal obesity often have arterial stiffness so that the value of ABI actually increased, in this case pulse oximetry has a higher sensitivity. Ankle Peak Systolic Velocity (APSV) which is the average of Peak Systolic Velocity (PSV) of anterior and posterior tibial artery at ankle joint level is a new parameter for assessing ischemia of the lower limb and is not influenced by arterial stiffness. The purpose of this study was to determine and analyze the correlation between ankle-brachial index, pulse oximetry and ankle peak systolic velocity in DM patients without abdominal obesity. Materials and methods. This study was observational analytic with cross sectional design study in subjects with DM without abdominal obesity who meet the inclusion and exclusion criteria. Results. The subjects consisted of 38 limbs from 19 people, 11 (57.9%) males and 8 (42.1%) women aged 47-68 years. Spearman test showed a positive correlation was significant between ABI with APSV (r = 0.549, p
Databáze: OpenAIRE