PENGARUH GLUTATION PEROKSIDASE MIMETIK PERORAL TERHADAP KADAR GLUTATION PEROKSIDASE DAN MALONDIALDEHID DARAH SERTA NILAI EMISI OTOAKUSTIK PADA PRAJURIT DENGAN RISIKO TRAUMA AKUSTIK AKIBAT LEDAKAN MERIAM HOWITZER 105 - Effect Of Orally Administered Glutathione Peroxidase Mimetic Towards Glutathione And Malondialdehyde Blood Level And Otoacoustic Emissions Result In Soldiers With Acoustic Trauma Risk Caused By Howitzer 105 Artillery Weapon Blast

Autor: Sigit Sasongko
Rok vydání: 2015
Zdroj: Indonesian Journal of Applied Sciences. 5
ISSN: 2581-1991
2089-9203
DOI: 10.24198/ijas.v5i1.16651
Popis: Bising impulsif berlebihan mengakibatkan kerusakan mekanik maupun metabolik (stres oksidatif) pada struktur telinga dalam (koklea), sehingga terjadi trauma akustik (TA). Stres oksidatif yang disebabkan peningkatan radikal bebas ROS/RNS di dalam organ Korti, mengakibatkan apoptosis serta nekrosis sel-sel rambut koklea. Stres oksidatif ditandai oleh peningkatan malondialdehid (MDA), penurunan enzim glutation peroksidase (GPx), dan hasil emisi otoakustik abnormal (refer), Mekanisme pertahanan tubuh terhadap stres oksidatif dilakukan oleh enzim anti oksidan endogen (Superoksid dismutase/SOD, katalase/CAT dan GPx). Mekanisme kerja seluler glutation peroksidase mimetik sama dengan GPx. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh glutation peroksidase mimetik terhadap kadar glutation peroksidase dan malondialdehid darah serta nilai emisi akustik pada prajurit dengan risiko TA akibat ledakan meriam Howitzer 105. Rancangan penelitian adalah clinical trial pre and post design, randomized, double blind and placebo controllel, yang dilakukan pada 34 orang prajurit siswa Tamtama baru Pusdik Armed saat latihan menembak meriam Howitzer 105 pada tanggal 7-10 Juli 2014 di Cimahi dan Batujajar. Subjek penelitian dibagi dua, yakni kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan diberi glutation peroksidase mimetik (Ebselen SPI 1005) 1x200 mg peroral saat latihan, sedangkan kelompok kontrol diberi plasebo. Kedua kelompok diukur kadar MDA dan GPx darah serta hasil audiometri nada murni dan nilai emisi otoakustik (DPOAEs) sebelum dan setelah latihan menembak. Data dianalisis menggunakan uji parametrik dan non parametrik, dan besarnya manfaat perlakuan dihitung menggunakan Number Needed to Treat (NNT, 95%CI). Kemaknaan hasil ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan kejadian TA menggunakan pemeriksaan audiometri nada murni pada kelompok kontrol sebanyak 23,5%, dan pada kelompok perlakuan sebanyak 0%, sedangkan menggunakan pemeriksaan DPOAEs pada kelompok kontrol sebanyak 47,1% abnormal/refer dan pada kelompok perlakuan 100% normal/pass, dan perbedaan ini secara statistik bermakna (p
Databáze: OpenAIRE