Popis: |
Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri gram positif penyebab utama infeksi pada mulut yaitu karies gigi. Akibat tingginya prevalensi karies pada anak sehingga diperlukan alternatif dan pencarian kandidat senyawa antibakteri baru. Tumbuhan merung (Coptosapelta flavescens Korth.) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai antibakteri yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Secara empiris akar tumbuhan merung dimanfaatkan oleh masyarakat Kutai untuk mengobati beberapa penyakit infeksi seperti diare, bisul, dan keputihan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol akar tumbuhan merung terhadap bakteri Streptococcus mutans. Akar tumbuhan merung diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut metanol. Pengujian antibakteri ekstrak metanol akar tumbuhan merung dilakukan menggunakan metode difusi kertas cakram Kirby-Bauer dengan konsentrasi uji (0.01, 0.02, 0.1, 0.2, 2, 10) mg/disc. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukan bahwa ekstrak metanol akar tumbuhan merung memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 0.02-10 mg/disc yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening disekitar kertas cakram. Aktivitas antibakteri ekstrak metanol akar tumbuhan merung dimulai pada konsentrasi 0.02 mg/disc (7.61 mm) dan dengan zona bening terbesar ditunjukkan pada konsentrasi 10 mg/disc (20.60 mm). Hasil identifikasi golongan metabolit sekunder menunjukkan bahwa ekstrak metanol akar tumbuhan merung terdapat golongan metabolit sekunder flavonoid, fenol, tanin, dan antrakuinon. Senyawa turunan fenolik tersebut telah banyak dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antibakteri |