INTERAKSIONISME SIMBOLIK DALAM GENIUS LOCI KAWASAN PECINAN SEBAGAI POTENSI WISATA BUDAYA DAN MAKNANYA BAGI KOTA MAGELANG

Autor: Dwiwangga Sang Nalendra Hadi, Wiryono Raharjo, Ratnaning Budi Noor Azizah
Rok vydání: 2022
Zdroj: Jurnal Analisa Sosiologi. 11
ISSN: 2615-0778
2338-7572
Popis: The Chinatown area of Magelang City has been known as a trading center with a strong commercial value. In addition, the area is crowded at certain times due to religious festivals with elements of Chinese culture. In assessing its potential as a commercial area that can go hand in hand with cultural tourism, the soul of the area is studied so that the development of the area's potential does not eliminate the spirit of place. Furthermore, the meaning of the area to Magelang City needs to be reviewed so that the direction of its development is able to create a place that has an attachment between space and humans. The research method was carried out qualitatively using a phenomenological approach. Observations were made to obtain primary data which was strengthened by a literature study on genius loci and meaning in symbolic interactionism. The results of the study indicate that the regional spirit is tangible in the Liong Hok Bio Temple. Intangible, genius loci are found in religious festivals with elements of Chinese culture that are able to attract people to gather and enjoy cultural offerings. These two things can be potential for regional development that expresses Chinese culture as a uniqueness that is able to attract tourist interest. The meaning of Chinatown as a commercial area can be combined in the development of commercial-cultural tourism. Explicit Chinese symbols show people's pride in their identity. The harmonization of Chinese culture in the local community means that there is multiculturalism in Magelang City which provides its own uniqueness and has never been questioned so it strengthens pluralism. Keywords: Genius loci, symbolic interactionism, meaning, chinatown, culture tourism AbstrakKawasan Pecinan Kota Magelang selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan dengan nilai komersial yang kuat. Selain itu, kawasan ramai dikunjungi pada waktu-waktu tertentu berkaitan dengan adanya festival keagamaan dengan unsur budaya Tionghoa. Dalam mengkaji potensinya sebagai kawasan komersial yang dapat beriringan dengan wisata budaya, jiwa kawasan dikaji agar pengembangan potensi kawasan tidak menghilangkan spirit of place. Selanjutnya, makna kawasan terhadap Kota Magelang perlu ditinjau agar arah pengembangannya mampu menciptakan place yang memiliki keterikatan antara ruang dan manusia. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data primer yang diperkuat dengan studi literatur mengenai genius loci dan makna dalam interaksionisme simbolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jiwa kawasan secara tangible terdapat pada Klenteng Liong Hok bio. Secara intangible, genius loci terdapat pada festival-festival keagamaan dengan unsur budaya Tionghoa yang mampu menarik masyarakat untuk berkumpul menikmati sajian budaya. Kedua hal tersebut dapat menjadi potensi pengembangan kawasan yang mengeksplisitkan budaya Tionghoa sebagai keunikan yang mampu menarik animo wisata. Makna Pecinan sebagai kawasan komersial dapat dikombinasikan dalam pengembangan wisata komersial-budaya. Simbol-simbol Tionghoa yang dieksplisitkan menunjukkan kebanggaan masyarakat terhadap identitasnya. Harmonisasi kebudayaan Tionghoa dalam masyarakat lokal bermakna terdapat multikulturalisme di Kota Magelang yang memberikan keunikan tersendiri dan tidak pernah dipermasalahkan sehingga memperkuat pluralisme. Kata Kunci: Genius loci, interaksionisme simbolik, makna, pecinan, wisata budaya
Databáze: OpenAIRE