AKULTURASI BUDAYA JAWA SUNDA PADA MASYARAKAT KUTASARI, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

Autor: Amirotun Sholikhah, Ageng Widodo
Rok vydání: 2022
Zdroj: MEUSEURAYA - JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT. :23-37
ISSN: 2830-4934
2830-5035
DOI: 10.47498/meuseuraya.v1i2.1271
Popis: Keberadaan dua suku bangsa dengan latar belakang budaya berbeda dan bermukim dalam satu wilayah dapat menimbulkan terjadinya proses sosial berkenaan dengan akulutarsi budaya yaitu adanya perpaduan berbagai unsur kebudayaan yang berbeda dan memembentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas budaya masing-masing. Adanya usaha penyesuaian diri dengan menerima pola-pola dan aturan-aturan komunikasi dominan yang yang ada pada masyarakat pribumi. Sekelompok masyarakat Suku Sunda sejak ratusan lalu yang tinggal atau menetap di wilayah sebuah dusun berlatar belakang suku Jawa. Hal tersebut memungkinkan terjadinya proses akulturasi budaya, dimana suku Sunda menyesuaikan diri dan menerima pola-pola dan aturan-aturan komunikasi dominan yang ada pada suku Jawa. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Grugak, Desa Kutasari RW 014 Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Grugak yang berasal dari suku Jawa sebagai pribumi dan Suku Sunda sebagai pendatang. Bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang proses akulturasi adat, tradisi, bahasa, kepercayaan masyarakat saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi,wawancara dan dokumentasi. Analisis datanya adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa unsur-unsur kebudayaan Jawa seperti adat /tradisi dan kesenian masih berjalan hingga saat ini di Dusun Grugak, Menggambarkan adanya upaya mempertahankan identitas kesukuan masing masing. Sehingga proses akulturasi tidak menyentuh semua unsur. Kecuali bahasa, dimana Bahasa Sunda lebih dominan menjadi bahasa komunikasi sehari-hari menggusur bahasa pribumi Jawa. Berkat peran aktif para pemuka agamanya sehingga dari unsur sistem kepecayaan faham kejawen mulai berkurang Terjadinyan Pergeseran nilai budaya mulai terjadi antara lain karena faktor kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mempengaruhi perubahan pola pikir masyarakat Dusun Grugak lebih bersifat praktis dan eknomis terutama generasi mudanya.
Databáze: OpenAIRE