ARAB-MANADO: JEJARING, KAPITALISME DAN IDENTITAS DI AWAL ABAD XX
Autor: | Muhammad Nur Ichsan Azis, Kholili Badriza, Aziz Aziz, Syahril Siddik, Amorisa Wiratri |
---|---|
Rok vydání: | 2022 |
Zdroj: | Jurnal Lektur Keagamaan. 20:59-88 |
ISSN: | 2620-522X 1693-7139 |
DOI: | 10.31291/jlka.v20i1.1015 |
Popis: | Nusantara mengalami titik balik dalam aktivitas niaga maritim ketika memasuki akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. abad ke-19 M. Jejaring Niaga yang telah terbentuk mengalami peningkatan dengan munculnya bandar-bandar niaga kecil di beberapa daerah strategis. Kawasan niaga strategis tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang khusunya sekitar tahun 1899-1919 M, termasuk para pelaku pelaut-peniaga dari kalangan etnis Arab. Mereka tidak hanya berperan sebagai pendakwah, namun juga aktif sebagai peniaga yang membawa berbagai macam komoditas. Di Karesidenan Manado, para peniaga Etnis Arab memili peran penting dalam perpindahan komoditas, terutama beras, kopi, dan kopra, hingga hasil bumi di antara tahun 1899-1919. Pada tahun 1899 mereka aktif sebagai pedagang perantara dan penyedia komoditas bagi para pedagang Cina dan Eropa. Pada tahun 1919, menjadi titik balik dalam proses modernisasi pelabuhan di Karesidenan Manado. Pada masa itu peran pedagang Etnis Arab tidak lagi berpengaruh besar dalam proses dan poros niaga maritim. Sebagian di antara mereka berpindah ke daerah daratan dengan membangun lembaga pendidikan untuk mempertahankan keberadaan mereka di Karesidenan Manado. Sebagian lainnya menjadi pedagang daratan dengan membuka toko kecil yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Tulisan ini menggunakan metode sejarah untuk menunjukkan peran Etnis Arab dalam aktivitas jejaring niaga di Karesidenan Manado. komunitas Arab yang masih bertahan sampai sekarang. Para pedagang Etnis Arab Diaspora etnis berperan penting untuk perkembangan Karesidenan Manado yang menjadi wilayah strategis dalam lalu lintas perniagaan di Nusantara sampai paruh pertama abad ke-20. Mereka tidak hanya dikenal sebagai pedagang aktif, namun juga sebagai etnis yang berpepran dalam membangun modernisasi pelabuhan. Para pedagang Etnis Arab mengalami perubahan orientasi aktivitas perekonomian tidak lagi berpusat pada daerah pesisir, namun ke daratan sebagai penyedia modal dan memberikan pinjaman kepada penduduk pribumi. Puncak dari aktivitas Etnis Arab dalam jejaring niaga di Karesidenan Manado ketika orientasi pasar tidak lagi menguntungkan, dan mengalihkan pada dunia pendidikan. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |