KONSELING PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG

Autor: Fredy Akbar K, Darmiati Darmiati, Andi Jiwi Aco Syamsi
Rok vydání: 2021
Předmět:
Zdroj: Bina Generasi : Jurnal Kesehatan. 12:10-17
ISSN: 2621-2919
1979-150X
DOI: 10.35907/bgjk.v12i2.178
Popis: Masa balita adalah masa emas ( golden age periode) karna pesatnya pertumbuhan dan perkembahan fisik motorik kasar dan motorik halus anak tersebut, dan saat ini masalah kesehatan yang utama di Indonesia yaitu masalah gizi. Dinas kesehatan kabupaten polewali mandar melaporkan tahun 2014 prevalensi keadaan gizi balita di kabupaten polewali mandar yaitu gizi buruk 153 (0,37%), gizi kurang 1.250 (3,44%), gizi lebih 204 (0,57%), BGM 870 (2,44%). Adapun permasalahan yang didapatkan di desa rumpa yaitu antara lain dari hasil wawancara ibu balita menunjukkan bahwa jumlah balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 35 balita, intervensi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan pada ibu karena ibu merupakan faktor utama yang mempengaruhi gizi balita. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dapat dilakukan melalui penyuluhan dengan metode konseling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross costional menggunakan uji chi square. Penelitian dilakukan di Desa Rumpa dan Desa Buku, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 27 juli - 5 september 2020. Dengan jumlah responden sebanyak 70 orang yang dibagi dalam 2 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah penyuluhan dengan menggunakan metode konseling ( p value = 0,000) terdapat perbedaan pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi kurang pada ibu balita dalam pemberian metode konseling nilai p value 0,000. Kesimpulan penyuluhan dengan metode konseling dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pencegahan gizi kurang, disarankan petugas kesehatan dalam melakukan penyuluhan hendaknya menggunakan metode konseling. Para peneliti dapat memperluas metode perlakuannya dengan metode lain.
Databáze: OpenAIRE