Pengaruh Biochar dan Residunya serta Umur Defoliasi Daun Jagung terhadap Keuntungan Hasil Jagung dan Beberapa Jenis Kacang Tipe Tegak Secara Salome di Lahan Kering

Autor: Syprianus Ceunfin, Valeria Metkono, Yakobus Pffeferius Edvend Saba Agu, Maria Y. Biamnasi, Maximus J. Seran, Magdalena Sunarty Pareira, Jefrianus Nino, Eduardus Yosef Neonbeni
Rok vydání: 2020
Předmět:
Zdroj: Savana Cendana. 5:9-14
ISSN: 2477-7927
DOI: 10.32938/sc.v5i01.845
Popis: Masyarakat petani di wilayah Timor Barat kerap menggunakan pengetahuan lokal sebagai bagian dari warisan leluhur dalam sistem pertanian tradisional untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga keluarga, menggunakan sistem pengelolaan tanah dan tanaman, yang mana beberapa jenis tanaman pangan ditanam secara bersamaan waktu dalam satu lubang tanam yang sama (Salome). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya efek biochar dan residunya serta umur defoliasi terhadap hasil Jagung dalam tumpangsari salome dengan beberapa jenis kacang di lahan kering dan untuk memperoleh jenis tanaman kacang yang cocok ditumpangsarikan secara salome dengan Jagung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai Juli 2019 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap penanaman yaitu tahap I: penanaman pada bulan Juli sampai November 2018. Tahap II: penanaman pada bulan November 2018 sampai Maret 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2 x 3 x 3 dengan 3 kali ulangan + monokultur jagung dan monokultur kacang. Faktor pertama: penggunaan biochar yang terdiri dari 2 aras yaitu tanpa biochar dan penggunaan biochar. Faktor kedua: umur defoliasi daun Jagung yang terdiri dari 3 aras yaitu tanpa defoliasi , Umur defoliasi 35 Hari Setelah Tanam, Umur defoliasi 75 HST. Faktor ketiga: jenis Kacang lokal tipe tegak yang terdiri dari 3 aras yaitu: Vigna radiata L., Vigna umbellata L., Phaseolus vulgaris L., sehingga terdapat 18 kombinasi. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa Berat biji tanaman jagung tertinggi dihasilkan kombinasi perlakuan tanpa biochar dengan umur defoliasi daun Jagung 35 hst pada sistem monokultur sedangkan pada sistem tumpang sari dihasilkan oleh kombinasi perlakuan biochar, umur defoliasi daun Jagung 35 hst pada jenis kacang Vigna radiata L., Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa bahwa kombinasi perlakuan penggunaan residu biochar, umur defoliasi daun jagung 75 hst menghasilkan berat biji Jagung tertinggi yang ditanam dengan sistem tumpangsari dengan jenis kacang hijau. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa Berat biji tanaman kacang tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan tanpa biochar dengan jenis kacang Phaseolus vulgaris L. pada sistem monokultur, sedangkan pada sistem tumpangsari dihasilkan oleh kombinasi perlakuan penggunaan biochar tanpa defoliasi daun Jagung dengan jenis kacang Phaseolus vulgaris L. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa bahwa kombinasi perlakuan penggunaan tanpa residu biochar, umur defoliasi daun Jagung 35 hst dengan jenis kacang hijau paling tinggi pada sistem tanam tumpangsari. Hasil Jagung pada sistem tumpangsari salome diawal penggunaan biochar mengalami penurunan dibandingkan kontrol tetapi meningkat kembali pada saat penggunaan residu biochar, umur defoliasi daun Jagung 35 hst lebih baik dibandingkan tanpa defoliasi, semua jenis kacang cocok untuk ditaman dengan sistem tumpangsari salome. Jenis kacang Vigna radiata L. dan Vigna umbellata L. lebih cocok ditanam dengan sistem tumpangsari salome dengan Jagung pada awal penggunaan biochar maupun pasa saat penggunaan residu biochar.
Databáze: OpenAIRE