Peranan Ultrasonografi dalam Diagnosis Trauma Testis

Autor: Putri Rizqi, Dini Erawati, Paksi Satyagraha
Rok vydání: 2022
Zdroj: Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan. 1:127-133
ISSN: 2809-0039
2809-2678
DOI: 10.11594/jk-risk.01.2.7
Popis: Trauma genitalia eksterna lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan, khususnya pada rentang usia 15 dan 40 tahun. Hal ini disebabkan karena perbedaan anatomi dan peningkatan frekuensi kecelakaan lalu lintas. Jumlah kasus trauma genitalia eksterna berkisar antara 33-66% dari semua kasus urologi. Trauma genitalia eksterna paling sering disebabkan oleh trauma tumpul (80%) salah satunya adalah ruptur testis. Ruptur testis mengacu pada robekan pada tunika albuginea yang mengakibatkan ekstrusi isi testis. Dalam menentukan prosedur pemeriksaan yang tepat dibutuhkan pemeriksaan fisik dan informasi mengenai mekanisme trauma sehingga dapat menentukan prognosis yang baik. Ultrasonografi skrotum (SUS) adalah modalitas pilihan pertama dalam kasus cedera testis dengan sensitifitas dalam mendeteksi ruptur testis mencapai hingga 100%. Selain itu prosedur pemeriksaan SUS bisa segera dilakukan, non radiasi dan non invasif. Temuan ultrasonografi utama untuk ruptur testis meliputi testis yang heterogen, abnormalitas kontur, dan terdapat robekan pada tunika albuginea. Temuan ini bisa digunakan untuk penentuan derajat cedera testis sesuai AAST (American Association for the Surgery of Trauma) yang selanjutnya dapat menentukan manajemen terapi definitif yang dipilih. Kami laporkan satu kasus laki-laki, usia 19 tahun mengeluh nyeri pada testis kiri sejak 16 jam setelah kecelakaan lalu lintas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan mual, muntah juga ditemukan hematoma di area skrotum. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan robekan luas struktur testis sinistra sesuai AAST derajat IV dengan hidrokel komplek. Pasien dilakukan eksplorasi didapatkan ruptur testis sebanyak >50 % area sesuai AAST derajat IV, dan dilanjutkan orchidectomy unilateral.
Databáze: OpenAIRE