Quo Vadis Masyarakat Pancasila Pengguna Teknologi?
Autor: | Samson Ganda J. Silitonga |
---|---|
Rok vydání: | 2022 |
Zdroj: | Jurnal Syntax Transformation. 3:538-551 |
ISSN: | 2721-2769 2721-3854 |
DOI: | 10.46799/jst.v3i4.542 |
Popis: | Jika Indonesia mengalami 2x pemberontakan Komunis (1948 dan 1965), maka selama 20 tahun pertama negara ini memang mengalami persoalan ideologis yang akut, dan dilanjutkan hingga 1992. Persoalan ideologis juga tak pernah selesai setelah Reformasi 1998, meski dalam spektrum berbeda. Dalam situasi yang berubah, Indonesia mungkin mengalami masalah yang sama. Dan kalau begitu, kondisi apa yang paling mungkin membuat perubahan? Apa dampaknya terhadap penggunaan teknologi? Indonesia telah memiliki ideologi Pancasila yang dirumuskan para pendiri negara. Ideologi berasal dari lapisan-lapisan karakter bangsa, sekaligus juga campuran ideologi-ideologi Internasional. Tetapi, apakah konsekuensinya bagi negara sebesar ini? Dalam pandangan pragmatis, Pancasila adalah sebuah siasat keuntungan sosial maupun ekonomi. Tetapi jika Pancasila tidak menjadi value dan gaya hidup otentik, Pancasila tidak lebih penting dari agama yang dipeluk bangsa Indonesia, pun jika agama dimaksud dapat diinternalisasi secara sosial. Harus ditelusuri berbagai kemungkinan; Pancasila tetap relevan dalam hidup Bangsa Indonesia. Khususnya pada pemanfaatan teknologi yang makin menguat. Belum pernah ada artikel penelitian semacam ini yang menghubungkan ideologi global dengan ideologi nasional, sekaligus sejarah pada tingkat makro sekaligus mikro. Pada tingkat analisis, juga belum pernah ada artikel penelitian yang melihat ihwal perubahan sosial dengan nilai-nilai ideologis yang bersifat empirik. Dengan demikian, kekhususan penelitian ini ialah merangkum berbagai aspek dalam persoalan ideologi, sekaligus tantangannya menghadapi persoalan teknologi. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |