Sistem Nama Diri Masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar

Autor: Dede Kosasih, Dian Hendrayana, Winci Firdaus, Denny Adrian Nurhuda
Jazyk: English<br />Indonesian
Rok vydání: 2023
Předmět:
Zdroj: Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, Vol 12, Iss 1 (2023)
Druh dokumentu: article
ISSN: 2338-8528
2579-8111
DOI: 10.26499/rnh.v12i1.6106
Popis: The background of this research is the curiosity about the practice of giving personal names in the Kasepuhan Ciptagelar indigenous people. In the name string generally implies faith and wisdom (wisdom) and can reflect prayer, ideals (expectation). This means that the name given (bears) will be in accordance with the demands (expectations) of the community at the time it was made. The purpose of this study is to photograph the practice of giving personal names in the Kasepuhan Ciptagelar indigenous people and to examine the factors and values underlying this practice. This study uses a qualitative methodological approach, namely descriptive analytical method. The data source in this study is the Kasepuhan Ciptagelar indigenous people in three generations. Data collection techniques in this study were participant observation and observation and note-taking techniques. Data analysis techniques begin with collecting data, reducing data, conducting analysis based on classification. The results of this study show that the pattern of giving and changing names is caused by several reasons. First, driven for psychological reasons, in the form of hopes such as for the sake of glory, fame, profit and avoidance of disaster as well as inner satisfaction. Second, related to socio-cultural values that have roots in the past. From the diachronic study, the pattern of naming the Kasepuhan Ciptagelar indigenous people has experienced a shift, although the shift or change is relatively not that massive. This is because the Kasepuhan Ciptagelar indigenous people still adhere to traditions and customs that have been passed down from generation to generation. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan praktik pemberian nama diri di masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar. Dalam untaian nama itu umumnya menyiratkan keyakinan dan kebijaksanaan (wisdom) serta dapat merefleksikan doa, cita-cita (expectation). Artinya bahwa nama yang diberikan (disandangnya) tersebut akan sesuai dengan tuntutan (harapan) masyarakat pada masa dibuatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memotret praktik pemberian nama diri dalam masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dan akan mengkaji faktor-faktor dan nilai-nilai apa saja yang melatarbelakangi praktik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kualitatif yakni metode deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dalam tiga generasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipan serta teknik simak dan catat. Teknik analisis data dimulai dengan mengumpulkan data, mereduksi data, melakukan analisis berdasarkan klasifikasi. Hasil dari penelitian ini bahwa pola pemberian maupun pergantian nama disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, didorong karena alasan psikologis, berupa harapan seperti demi kejayaan, ketenaran, keuntungan dan terhindar dari malapetaka serta kepuasan batiniah. Kedua, yaitu berkaitan dengan nilai sosio-kultural yang mempunyai akar ke masa silam. Dari kajian secara diakronis pola pemberian nama masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar telah mengalami pergeseran, walaupun pergeseran atau perubahan itu relatif tidak begitu masif. Hal ini dikarenakan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar masih pengkuh (kuat) memegang tradisi dan adat istiadat yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Databáze: Directory of Open Access Journals