Budaya Seren Taun sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Kasepuhan Cisungsang Kabupaten Lebak Provinsi Jawa Barat
Autor: | Lili Halimah, Diki Guntara |
---|---|
Jazyk: | indonéština |
Rok vydání: | 2017 |
Předmět: | |
Zdroj: | Journal of Moral and Civic Education, Vol 1, Iss 1, Pp 1-13 (2017) |
Druh dokumentu: | article |
ISSN: | 2580-412X 2549-8851 |
DOI: | 10.24036/8851412020171117 |
Popis: | Society, particularly the younger generation, practice less of local culture, as seen from how they dress, their consumerist lifestyle, indecorum, or the use of strong language (diglossia). Society’s lack of appreciation concerns traditional leaders. Traditional leaders therefore play an important role in preserving kasepuhan (traditional kampong) Cisungsang’s local wisdom. This research was qualitative; primary data was obtained from five informants chosen by purposive and snowball. Data was collected by interviews, observations, and document study. This research found that the tradition of Seren Taun ceremony contains “tuntunan (guidance) and “tontonan” (spectacle) values. Traditional leaders’s role was important in popularizing, maintaining, and teaching society the values from generation to generation as an expression of gratitude to God Almighty and to guide the relationships between man and God, man and nature, fellow human, and man and their nation. Optimal participation of Kabupaten Lebak local administration is necessary to protect the values from modernization, particularly through mass media. Rendangan and traditional leaders, in hold-ing Seren Taun ceremony, must be in harmony with religious teaching. Youth participation in the ceremony is expected to filter outside cultural influences. Keywords: cultural values, Seren Taun traditional ceremony, local wisdom ABSTRAK Budaya lokal memudar di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, dilihat dari cara berpakaian, pola hidup konsumtif, kurangnya sopan santun, atau penggunaan bahasa kasar (diglosia). Ketidakpedulian masyarakat terhadap kebudayaan sendiri menjadi keresahan tokoh adat, sebab kebudayaan tersebut akan memudar dan menghilang. Tokoh adat berperan dalam mengatasi permasalahan masyarakat kasepuhan Cisungsang dalam rangka pelestarian kearif-an lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data primer diperoleh dari lima orang informan yang dipilih secara purposive dan snowball. Pengumpulan data mengguna-kan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam budaya adat Seren Taun yaitu berupa nilai tuntunan dan tontonan. Peran tokoh adat berperan dalam mensosialisakan, menjaga dan mengajarkan secara turun-temurun kepada masyarakat/ generasi muda secara estafet sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan dijadikan pedoman dalam kehidupan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan bangsanya. Optimalisasi partisipasi pemerintah daerah Kabupaten Lebak diperlukan agar nilai-nilai budaya tidak hilang oleh modernisasi, terutama melalui media massa. Dalam melaksanakan tradisi upacara adat Seren Taun, tokoh adat dan rendangan harus harmonis dengan ajaran agama. Keikusertaan generasi muda dalam pelaksanaan upacara adat Seren Taun ini diharapkan dapat menjadi filter dari pengaruh budaya luar. Kata Kunci: nilai budaya, upacara adat Seren Taun, kearifan lokal |
Databáze: | Directory of Open Access Journals |
Externí odkaz: |