Karakteristik Kolestasis Intrahepatik dengan Infeksi Saluran Kemih

Autor: Elisabeth Hutapea, Julfina Bisanto, Damayanti R. Sjarif, Partini P. Trihono
Jazyk: indonéština
Rok vydání: 2016
Předmět:
Zdroj: Sari Pediatri, Vol 10, Iss 1, Pp 71-6 (2016)
Druh dokumentu: article
ISSN: 0854-7823
2338-5030
DOI: 10.14238/sp10.1.2008.71-6
Popis: Latar belakang. Kolestasis intrahepatik (KI) merupakan salah satu kasus pada bayi yang sering ditemukan. Tata laksana seringkali sulit karena KI sulit menentukan etiologi yang sangat beragam dan memerlukan berbagai pemeriksaan penunjang. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi ekstrahepatik tersering yang menyebabkan KI pada bayi. Tujuan. Mengetahui karakteristik pasien KI dengan ISK. Metode. Desain penelitian adalah deskriptif retrospektif dari data pasien KI yang berobat ke RS Cipto Mangunkusumo dalam kurun waktu Januari 2001 hingga Desember 2006. Hasil. Proporsi ISK didapatkan pada 56 (77%) diantara 73 pasien KI berusia 0-12 bulan di RSCM yang dilakukan biakan urin. Kolestasis intrahepatik dengan ISK lebih sering pada laki-laki (79%), cukup bulan (80%), dan usia tersering 0-3 bulan (75%). Tinja umumnya berwarna kuning (41%) atau dempul fluktuatif (52%). Hepatomegali ditemukan pada 37% pasien. Gejala klinis tersering adalah ikterik asimptomatik (71%). Rerata kadar bilirubin direk didapatkan 6,6 mg/dL (1,8-15,8), kadar bilirubin indirek 1,5 mg/dL (0,2-6,9), kadar AST 134 U/L (23-660), kadar ALT 114 U/L (14-588), kadar GGT 159 U/L (14-1039) dan albumin 3,7 g/dL (2,3-5,0). Anemia didapatkan pada 11 (20%) pasien dan leukositosis pada 7 (12%) pasien. Nilai PT memanjang terdapat pada 10 (22%) pasien. Urinalisis pada 75% pasien dalam batas normal. E. coli merupakan kuman penyebab ISK tersering (52%). Kesimpulan. Proporsi ISK pada KI cukup tinggi (77%). Kejadian ISK pada KI terutama ditemukan pada bayi laki-laki, cukup bulan dan berusia 0-3 bulan. Tidak ditemukan gejala klinis spesifik pada KI dengan ISK. Proporsi tinja berwarna dempul, hepatomegali, anemia, nilai PT memanjang, serta rerata kadar ALT dan AST, meningkat dengan bertambah lamanya kolestasis. Umumnya urinalisis dalam batas normal, sehingga pemeriksaan biakan urin harus dilakukan pada setiap pasien KI untuk mencari kemungkinan ISK.
Databáze: Directory of Open Access Journals