Popis: |
ABSTRAK Minyak goreng adalah kebutuhan pangan yang dibutuhkan masyarakat untuk menggoreng makanan. Minyak goreng yang bermutu adalah minyak goreng berwarna bening kekuningan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dibuat secara sintetik. . Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan mutu minyak goreng dengan menurunkan bilangan peroksida menggunakan karbon aktif batok kelapa. Sampel minyak goreng yang digunakan ada 3 jenis, yaitu minyak goreng curah (sampel A), minyak goreng jelantah dari pedagang ayam penyet (sampel B), dan minyak goreng jelantah dari pedagang gorengan (sampel C). Perbandingan massa minyak goreng dan karbon aktif batok kelapa sebesar 3 : 1 atau 75 gram : 25 gram. Hasil mutu karbon aktif batok kelapa menghasilkan nilai kadar air = 13,2 %, kadar abu = 2,1 %, kadar zat menguap = 17,9 % dan kadar karbon = 80,0 % yang telah memenuhi SNI 06-3730-1995. Hasil mutu minyak goreng setelah proses pemurnian minyak goreng telah memenuhi SNI 7709:2019 karena memperoleh memperoleh bilangan peroksida pada sampel A, B, dan C masing-masing adalah 5,32 meq/kg; 13,84 meq/kg dan 23,50 meq/kg. Pengaruh penurunan bilangan peroksida pada ketiga sampel menunjukkan warna normal dengan nilai di bawah standar maksimum yang dipersyaratkan SNI 7709:2019 dengan standar nilai bilangan peroksida sebesar maksimum 10 meq/kg dan warna dalam keadaan normal. Kata kunci: minyak goreng curah, minyak goreng jelantah dan karbon aktif batok kelapa. ABSTRACT Cooking oil is a food necessity required by the community for frying food. High-quality cooking oil is a clear yellowish oil made from plants and animals that are synthetically produced. The aim of this research is to improve the quality of cooking oil by reducing the peroxide number using coconut shell activated carbon. There are three types of cooking oil samples used, namely bulk cooking oil (sample A), used cooking oil from fried chicken vendors (sample B), and used cooking oil from fried food vendors (sample C). The ratio of cooking oil mass to coconut shell activated carbon is 3:1 or 75 grams: 25 grams. The quality result of coconut shell activated carbon produces values of moisture content = 13.2%, ash content = 2.1%, volatile matter content = 17.9%, and carbon content = 80.0%, which have met the Indonesian National Standard (SNI) 06-3730-1995. The quality result of cooking oil after the cooking oil purification process has met SNI 7709:2019 standards as it obtained peroxide numbers in samples A, B, and C respectively, which are 5.32 meq/kg; 13.84 meq/kg, and 23.50 meq/kg. The influence of reducing the peroxide number in the three samples shows normal color with values below the maximum standard required by SNI 7709:2019 with a maximum peroxide number standard of 10 meq/kg and the color is normal. Keywords: bulk cooking oil, used cooking oil, and coconut shell activated carbon. |