Popis: |
Sejak masa bergulirnya sistem pemilu langsung, khususnya pemilu untuk kepaladaerah dan DPRD, politik lokal di Indonesia memperlihatkan satu fenomena politik yangtampak bertolak belakang: para elit politik saling bersaing sengit, namun sekaligusbekerjasama. Akibatnya, tidak pernah ada oposisi di panggung politik lokal. Ini terjadi karenapersaingan dalam pemilu telah menjelma menjadi kerjasama dalam pelaksanaanpemerintahan. Namun berbicara mengenai dinamika politik lokal, sejak dulu Wakatobi telahdikuasai oleh aktor-aktor politik tradisional yang berbasis golongan elit tradisional. Kaborumborutalupalena (kumbewaha, tapi-tapi, tanailandu) menjadi tiga kelompok besar dalammemainkan politik lokal yang ada di kabupaten Wakatobi, dan sekaligus tiga kelompok inilahyang membuatnya jatuh, karena dinamika politik yang begitu kuat diantara elit itu, yangmenyebabkan Wakatobi tidak dapat memilih dan melantik sultannya dalam waktu yangcukup lama. Di samping itu, Wakatobi juga mengalami dinamika politik yang sengajadimainkan oleh pemerintah pusat di Buton, dimana pembagian kekuasaan menjadi dasar bagiterbangunnya dinamika politik yang pada akhirnya tidak dapat diselesaikan.Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi tentangperanan elit tradisional dalam dinamika politik lokal pada pemilihan kepala daerah dikabupaten Wakatobi 2014. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentangperanan elit tradisional (Suzanne Keller). Metodelogi yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode kualitatif deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bidang ekonomi, adanya hubunganketergantungan antara masyarakat (massa) dengan bangsawan Wakatobi. Dengan modalekonomi tersebut mampu menimbulkan hubungan sangat permanen antara keduanya, yangmana dengan kebangsawan tersebut orientasi politik tidak akan berpaling kepada siapapun.Dalam bidang politik, pilihan politik bangsawan Wakatobi di tempatkan sebagai tokoh,dimana keputusan politik akan selalu di patuhi dan tidak berani dilanggar. Di bidang sosial,posisi sosial (kedudukan) akan berpengaruh kepada masyarakat, dimana dengan struktur itumasyarakat akan merasa aman dalam lingkungan bermasyarakat dan bangsawan Wakatobiakan memelihara adat dan nilai tersebut. Dalam bidang psikologis, adanya hubunganemosional antara bangsawan Wakatobi dengan masyarakat dan mengarah kepada kesetiaanpada bangsawan Wakatobi yang tentunya tidak didasarkan pada rasionalitas. Hubunganbangsawan Wakatobi dengan masyarakat masih sangat kental sekali sifatnya kekeluargaan.Kata Kunci : Peranan Elit Tradisional, Dinamika Politik, Pilkada |