KOMUNIKASI TRANSENDENTAL NYENUK DALAM UPACARA NGENTEG LINGGIH DI PURA DESA, DESA PELAGA, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG
Autor: | null I WAYAN RUSDIKA, null I Wayan Wastawa, null I Wayan Sukabawa |
---|---|
Rok vydání: | 2022 |
Zdroj: | Anubhava: Jurnal Ilmu Komunikasi HIndu. 2:293-302 |
ISSN: | 2776-4230 2776-4249 |
Popis: | Komunikasi transendental nyenuk merupakan rangkaian dari upacara ngenteg linggih yang dilaksanakan oleh masyarakat setelah pemabngunan atau mepugaran pura, sebagaimana yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Pelaga. Pada pelaksanaan upacara ngenteg liggih Tuhan yang bersifat abstrak dijadikan absolut melalui komunikasi transendental. Melalui upacara ngenteg linggih tersebut diharapkan agar kekuatan Tuhan membumi dan mengabadi pada bangunan suci yang telah dibangun. Salah satu rangakain dari upacara ngenteg linggih tersebut adalah prosesi nyenuk. Prosesi nyenuk dengan dialog sakral sebagai bentuk nyata dari komunikasi transendental menunjukan keunikan tersendiri. Dialog yang dilakukan oleh penari topeng sidhakarya dengan tamu suci yang kian sakral sangat menarik untuk dikaji dan diteliti. Adapun permasalahan yang akan dibahas antara lain : 1) Bagaimana bentuk komunikasi transendental nyenuk dalam upacara ngenteg linggih di Pura Desa, Desa Adat Pelaga Kecamatan Petang?, 2) Apa fungsi komunikasi transendental nyenuk dalam upacara ngenteg linggih di Pura Desa, Desa Adat Pelaga Kecamatan Petang ?, 3) Apa makna dari komunikasi transendental nyenuk dalam upacara ngenteg linggih di Pura Desa, Desa Adat Pelaga Kecamatan Petang ? Teori yang digunakan untuk menganalisis masalah adalah (1) teori religi 2) teori drama turgi 3) teori fungsional struktural. Subjek dari penelitian ini adalah berupa komunikasi transendental nyenuk sebagai rangakian dari upacara ngenteg linggih di Pura Desa, Desa Adat Pelaga Kecamatan Petang. Penelitian ini terdapat langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam proses pengumpulan data demi mendapatkan data yang benar. Langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) teknik wawancara, (2) teknik observasi, (3) teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan (1) Bentuk komunikasi transendental nyenuk Proses komunikasi yang terdapat pada prosesi nyenuk meliputi proses verbal dan proses noverbal. Proses non verbal meliputi semua simbol yang digunakan dalam pelaksnaan upacara nyenuk, seperti banten, uparengga, warna pakaian yang digunakan oleh para tamu panyenukan dan gerakan tari topeng sidhakarya. Sedangkan proses verbal yang meliputi semua proses yang menggunakan kata-kata dan bahasa baik secara lisan maupun tertulis, seperti sesapan panyenukan, puja stava dan nyanyian bibi rangda (2) Fungsi dari komunikasi transendental neynuk meliputi fungsi religi, fungsi repetisi, fungsi substansi dan fungsi komplemen. Fungsi religi yakni untuk mempertemukan bhakti umat dengan kasih Tuhan, fungsi repetisi adalah untukmenegaskan kemabli pesan pada komunikasi transendental nyenuk yang bersifat verbal melalui pesan non verbal, sedangkan fungsi substansi komunikasi transendental nyenuk adalah untuk menggantikan komponen yang bersifat abstrak seperti bidadari dan bhagawan utusan para dewa, fungsi komplemen komunikasi transendental nyenuk adalah untuk melengkapi komunikasi yang terjadi. (3) Makna komunikasi transendental nyenuk dalam upacara ngenteg linggih meliputi makna teologis, makna sosiologis, makna ekologis dan makna edukatif. Makna teologis merupakan upaya untuk menjadikan bumi sebagai sorga tempatnya para dewa sehingga tersebentuk kedamaian dunia, makna sosiologisnya adalah untuk mebangun hubungan harmonis antar sesam masnusia, makna ekologisnya adalah untuk menjaga alam semesta berserta isinya dan makna edukatifnya adalah untuk mendewasakan manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik. |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |