Dampak dari Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) terhadap Kawasan Pesisir Pantai di Kabupaten Malang Selatan
Autor: | Herman Cahyo Diartho Cahyo |
---|---|
Rok vydání: | 2020 |
Předmět: | |
Zdroj: | Ecoplan. 3:119-129 |
ISSN: | 2615-5575 2620-6102 |
Popis: | Kesenjangan wilayah terjadi karena setiap wilayah dengan wilayah lain memiliki perbedaan faktor endowment. Faktor itu berbentuk seperti : sumberdaya manusia, wilayah geografis, serta ketersediaan sarana dan prasarana pembangunan. Hal ini diperkuat oleh pendapat ekonom mazhab neoklasik, antara lain : Walter Isard (1950,63), Myrdal (1976, 56-59 dan 62-65), Friedmann (1979, 221) dan yang terakhir adalah Douglass (1979, 76). Hasil penelitian menjelaskan bahwa infrastruktur Jalan Lintas Selatan di Wilayah Kabupaten Malang Selatan memberikan eksternalitas positif pada pembangunan ekonomi lokal masyarakat kawasan pesisir pantai. Selain itu juga meningkatkan kapitalisasi pada sektor input pada industri perikanan pantai dengan meningkatkan investasi dan penambahan armada kapal. Eskternalitas negatif terjadi tarikan sumberdaya alam di kawasan pesisir pantai ke seluruh pusat-pusat ekonomi di Malang Raya secara cepat dan masif. Ketersediaan sumber daya alam pesisir pantai masih dalam kategori lestari meskipun dilakukan eksplorasi yang cenderung meningkat setelah pembangunan infrastruktur Jalan Lintas Selatan (JLS). Metode alat analisis yang digunakan adalah Maksimum Sustainable Yiel/MSY dan Valuasi Ekonomi (Contingen Valuasi Methode/CVM) untuk menelaah hasil formulasi nilai Willingness to Pay/WTP dan nilai Willingness to Act/WTA. Tarikan sumber daya kawasan pesisir pantai di jelaskan secara dskriptif kualitatif. Paradigma Pembangunan Keberlanjutan digunakan dalam menjelaskan ekternalitas infrastruktur Jalan Lintas Selatan (JLS) terhadap pengembangan wilayah kawasan pesisir pantai di Kabupaten Malang Selatan. Kata Kunci: Wilayah Pesisir Pantai, Sumberdaya Alam dan Pembangunan Keberlanjutan |
Databáze: | OpenAIRE |
Externí odkaz: |